Find Us On Social Media :

China dan Israel Tingkatkan Kerjasama, Amerika Ketar-ketir?

By Masrurroh Ummu Kulsum, Minggu, 21 Oktober 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com – Musuh eknomi Amerika Serikat, China, sedang mempersiapkan diri untuk meningkatkan kerjasama teknologi dengan Israel.

Dikutip dari laman SCMP (21/10), wakil presiden China, Wang Qishan, akan melakukan kunjungan ke nagara Timur Tengah mulai tanggal 22 Oktober.

Tetapi, rencana untuk meningkatkan hubungan yang lebih erat antara China dan Israel menjadi pisau bermata dua bagi Israel sendiri.

Bagaimana tidak, hubungan tersebut dapat memicu dilema keamanan bagi Israel di tengah perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang merupakan sekutu utamanya.

Baca Juga : Mengintip Isi di dalam Pangkalan 'Planet Mars' Milik China Bernilai Rp926 Miliar

Selama hampir dua dekade, ini akan menjadi kunjungan pertama Wang ke Israel.

Ia akan memimpin delegasi China untuk Komite Inovasi China-Israel keempat yang diselenggrakan oleh kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama 3 hari.

Delegasi China ini terdiri atas beberapa pengusaha sukses negara itu termasuk, Jack Ma. Mereka bermaksud membahas perluasan peluang bisnis dan perdagangan antara Beijing dan Yerusalem.

Sebagai pemanasan kerjasama dengan Israel ditengah hubungan panasnya dengan Amerika Serikat, Wang akan menghadiri pembukaan pusat inovasi baru di Israel.

Baca Juga : Begini Penilaian Bocah-bocah Amerika terhadap Indomie Goreng ketika Mencicipi Mi Instan dari Seluruh Asia

Namun, karena pemerintahan Trump telah mengadopsi kebijakan 'Amerika Pertama', Israel didorong untuk memperluas perdagangan dan hubungan eknonomi dengan China di bawah proyek Belt and Road Initiative.

Israel mencatat peningkatan ekspor sebanyak 62% ke China serta 10% impor dari China sampai Agustus 2018.

Namun para pengamat mengatakan, semakin banyak keterlibatan antara China dan Israel, semakin mungkin Israel akan terperangkap dalam persaingan antara Beijing dan Washington, karena aset strategis terpenting Israel adalah aliansi lama dengan Amerika Serikat.

AS adalah sumber miliaran dolar bagi Israel dalam bantuan dan dukungan diplomatik yang dapat diandalkan.

Baca Juga : Viral Pemuda 25 Tahun Nikahi Wanita 60 tahun, Menikah Memang Tak Harus Tepat Waktu

Rencana kerjasama antara China dan Israel telah membuat beberapa pengamat mendesak pemerintah Israel untuk menilai seberapa banyak China dapat terlibat dalam eknonomi Israel tanpa mengorbankan kepentingan keamanannya.

China sendiri juga telah membangun fasilitas pelayaran komersial di Haifa, pelabuhan tersibuk Israel.

Pelabuhan itu adalah tempat kapal selam Israel yang diyakini memiliki kemampuan nuklir berlabuh.

Operasi pelabuhan China ini telah memicu kekhawatiran di Israel dan AS, dengan kritik mengakatan operator pelabuhan China mungkin dapat memantau pergerakan kapal AS.

Baca Juga : Cerita Mengharukan Gadis 6 Tahun Merawat Ayahnya yang Sakit Seorang Diri, Inilah Imbalan yang Diterimanya

Selain masalah eknomi dan keamanan, Israel juga berharap China dapat memiliki sikap yang lebih seimbang terhadap konflik Israel-Palestina.

Pada Juli 2014, Tiongkok memilih mendukung penyelidikan oleh Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel selama konflik Israel-Gaza tahun itu.

Beijing juga tidak mengizinkan para pekerjanya bekerja di Tepi Barat, mengutip penentangannya terhadap pembangunan pemukiman Israel di sana.

Meskipun banyak rintangan, Matan Vilnai, mantan duta besar Israel untuk China, mengatakan Israel dan China dapat belajar dan mendukung satu sama lain di komunitas internasional.

Baca Juga : Inilah 4 Aplikasi 'Tidak Berguna' yang ada di Google Playstore, Salah Satunya Aplikasi Simbol Kekayaan