Find Us On Social Media :

Yuk Berkunjung Ke Pulau Keramat Di Yunani Tempat Lahirnya Dewa-Dewi

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 18 Oktober 2018 | 06:30 WIB

Petang harinya, ketika kami duduk-duduk di teras, kami bertemu sesama penginap. Mereka itu tiga gadis Jerman yang kelihatannya masih muda sekali. Di sebelah teras itu ada tempat tidur pemilik rumah  yang dipakai pula sebagai ruang duduk dan dapur.

Baca Juga : Benarkah Rumah Naga di Yunani Ini Buktikan Adanya Naga di Zaman Dulu?

Kami bayangkan betapa kerasnya hidup suami-istri itu, yang mencari nafkah dengan pergi ke pelabuhan untuk merayu turis di bawah terik sinar matahari, supaya mau menginap di rumahnya yang sederhana di alam pedesaan.

Di depan penginapan kami ada dua perhentian bus. Satu untuk melayani bus yang menuju ke pusat kota dan satu lagi untuk bus dari pusat kota ke Platis Yialos, yaitu pantai tempat rekreasi. Karena di tempat itu ada hotel dan kumpulan restoran, kami pergi makan ke sana.

Petani masih naik keledai

Ternyata di pantai itu banyak hotel mewah dan menengah. Dari rumah makan yang letaknya tinggi kami bisa menonton para turis yang berpakaian sangat minim di pantai. Ada yang naik kapal, berenang, berendam, ada juga yang cuma berjemur.

Baca Juga : Orang Yunani Kuno Sematkan Gelar Pahlawan pada Anak yang Mati Muda, Kok Bisa?

Dalam rumah makan, selain mendengar bahasa Inggris kami juga sering mendengar bahasa Jerman. Rupanya pulau-pulau di L. Aegea itu banyak disukai turis Jerman, Swis dan Austria.

Di tepi jalan ke arah perhentian bus kami menjumpai beberapa penjual buah yang menjual apel, jeruk dan anggur dengan harga murah. Kami terutama menyukai anggurnya yang tanpa biji.

Perjalanan dengan bus dari pantai ini melewati penginapan kami ke pusat kota sangat menakjubkan. Jalannya berliku-liku, naik-turun tebing batu.

Dari atas bukit kelihatan rumah-rumah penduduk beratap putih, kincir angin dan juga gereja di atas bukit yang berlapis-lapis. Rumah itu bukan cuma atapnya yang putih, tapi semuanya, kecuali pintu dan jendela. Atap gereja atau kincir angin biasanya berwama biru dan coklat.

Baca Juga : Kisah Mitologi: Achilles, Prajurit Setengah Dewa Yunani Tapi Punya Satu Kelemahan