Penulis
Intisari-Online.com – Rupanya bukan hanya firaun Mesir yang ingin menciptakan kerajaan abadi. Namun, apa yang dilakukan kaisar-kaisar Cina itu lebih keji.
Bukan hanya pekerja yang ikut membangun makam itu ikut dikubur, tetapi, juga janda-janda sang kaisar yang tidak berhasil memberi keturunan laki-laki.
Tulisan Kerajaan Bawah Tanah Kaisar Cina ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1986.
Suatu pagi di musim semi, Maret 1974. Masih terkantuk-kantuk, sekelompok petani sebelah utara Cina berangkat melewati dataran bertanah gembur.
Para petani yang memanggul pacul dan sekop di tengah kabut pagi itu bertujuan mengebor mata air.
Baca Juga : Dalam Setiap Kesempatan, Orang Cina Selalu Menyajikan Makanan Enak
Namun, bukannya mata air yang mereka temukan, sekop mereka malah menyentuh benda keras, yang ternyata pecahan batu dan sisa-sisa balok. Dengan keheranan, mereka menggalinya terus.
Tiba-tiba sebongkah tanah jatuh dari dinding lubang. Seorang petani menjerit terkejut, karena tampak sebuah patung manusia tersembul di tengah galian itu.
Untuk sesaat, petani tadi mengira sedang berhadapan dengan penguasa dunia bawah tanah.
Patung semacam itu tidak pernah dijumpai sebelumnya, juga tidak di museum provinsi mereka yang pernah dikunjunginya.
Setelah diselidiki beberapa hari, baru para arkeolog menyadari mereka menghadapi penemuan berusia ribuan tahun, yang harus dikerjakan selama tahunan.
Penemuan di dekat Kota Xian di utara Cina oleh para petani komunal itu ternyata bukan hanya sekadar beberapa buah patung, tapi suatu pasukan angkatan perang lengkap dengan senjata sungguhan, yang terdiri atas tujuh ribu prajurit tanah lempung.
Setiap prajurit memiliki tubuh dan wajah manusia sungguhan.
Baca Juga : Satelit Cina yang Terdiri atas Tiga Tingkat Ini Dibuat di Pabrik Lemari Es
Kekuatan pertama terdiri atas kelompok infanteri yang didahului oleh kereta berkuda. Di dekatnya ditemukan pasukan kavaleri. Di bagian ini setiap prajurit memiliki kuda perang, juga dari tanah lempung.
Puncaknya adalah pasukan dengan kereta perang atau istilahnya sekarang pasukan panser zaman antik.
Ke-89 buah kereta perang sungguhan yang masing-masing ditarik empat ekor kuda itu rupanya telah dikubur di situ selama sekitar 2.500 tahun.
Di kuburan yang terpisah ditemukan pemimpin pasukan. Perwira itu juga dibuat dengan ketelitian luar biasa.
Apa tugas para prajurit tanah lempung yang dikubur sudah selama dua ribuan tahun itu, segera menjadi jelas bagi para arkeolog.
Baca Juga : Klaim Miliki Nuklir Ternyata Militer Cina Lemah, Ini Dia 5 Alasannya
Kira-kira 1,5 km di sebelah barat tempat temuan itu ada sebuah gundukan tanah. Di sana pernah ada sebuah 'piramida' kuburan kaisar Cina yang pertama. Namanya Qin Shi-huangdi.
Kuburan itu berada di tepian sebelah utara Sungai Wei dengan Gunung Lishan di sebelah tenggaranya.
Banyak universitas Barat yang terkenal menawarkan dana pembongkaran kuburan itu, agar para arkeolog mereka dapat disertakan dalam penggaliannya. Tapi rupanya orang Cina lebih suka melakukannya sendiri.
Tentu saja ini masih makan waktu beberapa tahun lagi atau mungkin sampai puluhan tahun.
Baca Juga : Tradisi Potong Mata Oleh Tukang Cukur di Cina Menggunakan Silet
Senjata diubah menjadi patung raksasa
Dalam sebuah karya Cina klasik, ternyata ada tertulis mengenai kuburan ini, yang tidak bertentangan dengan sumber-sumber tertulis atau fakta arkeologis lainnya.
Ketika Kaisar Qin lahir pada tahun 259 SM, nenek moyangnya sudah berhasil mengubah kerajaan kecil menjadi sebuah pemerintahan yang terorganisasi dengan baik di daerah utara.
Di usia tiga belas tahun, ia diangkat menjadi raja vasal Zheng Qin.
Pada tahun 221 SM, cita-citanya tercapai: seluruh daerah Cina yang dianggapnya telah berbudaya, dimasukkan dalam kekuasaannya.
Tapi ia masih menginginkan lebih. Ia bukan hanya ingin menjadi kaisar yang terbesar saja, tapi menginginkan sebuah kekaisaran abadi.
Baca Juga : (Foto) Kontroversial! Pameran Seram Ini Dituduh Menggunakan Mayat Tahanan Politik Cina
Sebuah kekaisaran universal, tempat dia mendirikan dinastinya agar dapat berkuasa selamanya. Atau dengan kata lain, kekaisaran Cina dibentuk, karena ada seseorang yang tidak ingin mati.
Supaya ini tidak hanya berupa harapan, dia melakukan segalanya dengan memberi bentuk baru pada negara, yang terdiri atas aneka ragam negara yang ditaklukkan.
Tanpa menghiraukan kerajaan-kerajaan lain, negara dibagi-bagi dalam prefektur.
Semua satuan ukuran dan satuan berat distandardisasikan, bahkan dicetak sebuah kamus dengan lambang-lambang tulisan yang baru.
Pada akhir gelombang pembaharuan itu masih diadakan pembersihan besar-besaran. Semua karya tulis yang mengandung unsur oposisi dibakar.
Baca Juga : Kepercayaan Cina yang Menular ke Korea: Letak Makam Menentukan Rezeki Anak Cucu
Agar kekaisaran atau rumah yang ingin ditinggalkan pada anak cucunya itu terlindung dari bangsa barbar di luar Cina, diperintahkannya untuk membuat sebuah bangunan terkuat dari zaman antik, yaitu Tembok Cina.
Berdasarkan perbatasan yang lama dibuat timbunan tanah yang kuat, disemen dan dilengkapi dengan pagar pilar dan menara dari kayu.
Kaisar yang sama juga merasa khawatir akan keadaan dalam negerinya sendiri, yaitu lawan-lawannya yang terdiri atas para bangsawan setempat, yang sudah tersingkir.
12 ribu keluarga yang dianggapnya kuat dan kaya dari seluruh negerinya itu ditariknya tinggal di ibu kota.
Di ibu kota mereka akan lebih mudah dikontrol dan agar ada sesuatu yang selalu mengingatkan mereka pada kekalahan, senjata ke-12.000 bangsawan itu dileburnya menjadi dua belas patung raksasa, yang dipasang di ibu kota.
Baca Juga : Sumeria dan Cina, Kiblat Tulisan Barat dan Timur
Tidak mau mati
Walau penguasa yang kuat itu telah berhasil membuat lawannya luar dalam bertekuk lutut, namun ia masih memiliki ketakutan akan kematian dan ingin sekali bisa hidup abadi.
Itu pasti bukan hanya karena banyaknya usaha pembunuhan yang pernah dialaminya.
Sebagai "penguasa dunia", dia tidak percaya kalau dia memiliki dua musuh yang tidak akan pernah bisa ditaklukkannya yaitu waktu dan kematian.
Karena Qin Shi-huangdi ingin tetap menjadi penguasa dunia, seluruh harapannya dikonsentrasikan pada ramu-ramuan yang bisa membuat orang tidak mati. Dia rela mengeluarkan biaya berapa pun untuk mendapatkan ramuan yang dicarinya.
Misalnya, dia membiayai perjalanan para pencari emas dan ahli sihir ke gunung-gunung yang jauh untuk mendapatkan jamur yang konon mengandung obat bebas kematian.
Baca Juga : Sumeria dan Cina, Kiblat Tulisan Barat dan Timur
Dua kali dia mengirimkan tukang sihir Hsu Fu dari Chi lengkap dengan senjata ke sebuah pulau dewata di Laut Timur, tempat tumbuhnya akar pohon hidup abadi.
Sampai menjelang napasnya yang penghabisan kaisar masih mengharapkan kembalinya ekspedisi itu, yang mungkin akan membawakannya akar pohon impian itu.
Cita-citanya menjadi manusia yang tidak bisa mati agar bisa terus memerintah, ternyata tidak bisa dicapainya.
Namun, dia bukanlah Qin Shi-huangdi bila menyerah begitu saja dalam tahun-tahun yang makin mempertipis harapannya.
Bila memang tidak ada harapan lagi menjadi penguasa abadi di dunia, maka untuk ke alam baka dia haras membawa serta seluruh miliknya di dunia.
Atau lebih radikal lagi, bila ia memang tidak bisa hidup lagi di dunia, maka kerajaannya, yaitu seluruh dunia, juga harus ikut masuk kubur bersamanya.
Tampaknya kepercayaannya pada tukang sihir memang tidak terlalu besar, karena sejak dia dinobatkan menjadi raja vasal dalam usianya yang baru tiga belas tahun saja, kaisar telah memerintahkan untuk membangun mausoleumnya.
Baca Juga : Orang-orang Kaya di Cina Membeli Monyet Seukuran Ibu Jari Untuk Jadi Hewan Peliharaan
Menurut catatan, sejumlah 700.000 pekerja selama tiga puiuh tahun dikerahkan mengerjakan kuburan serta segala hiasannya itu.
Setelah ditemukannya prajurit tanah lempung itu, jumlah ini pun tidak diragukan lagi.
Untuk membuat pasukan itu saja diperlukan sebuah pabrik keramik komplet, oven pembakaran, tempat pengerjaan patung, pengecoran perunggu dan tempat menempa senjata.
Tapi di mana tempat "perindustrian berat" serta ribuan orang itu dulu berada, hingga sekarang masih belum terpecahkan.
Rupanya, kaisar Cina yang pertama itu tidak puas dengan hanya sebuah 'piramida' sederhana saja. Kuburannya dirancang persis istananya.
Di sekeliling kuburan itu dipasang tembok sepanjang 6 km, yang dibangun menurut hukum tradisional kosmos, yaitu menghadap Utara dan Selatan.
Baca Juga : Nenek di Cina Menjual Boneka Seks untuk Pengobatan Si Cucu yang Mengidap Leukimia
Di setiap daerah mata angin itu terdapat sebuah pintu gerbang raksasa. Di bagian dalam tempat yang dipagari itu, yang merupakan Kota Terlarang, di tengahnya menjulang 'piramida' kuburan berundak.
Ada larutan air raksa
Ini bukan hanya sebuah kota orang mati yang kokoh. Qin Shi-huangdi telah membuat kekaisaran terakhirnya seperti diagram dunia raksasa.
Dia membuat kota kematiannya sebagai "Negeri Pusat", dengan sebuah 'piramida' setinggi 50 m sebagai simbol gunung dunia, poros alam semesta.
Menurut para penulis riwayat waktu itu, "para pekerja menggali melalui tiga sumber mata air, yang mereka tutup dan ke dalamnya mereka tuangkan coran tembaga untuk dibuat ruang kubur.
Baca Juga : Siput Tanah Terkecil di Dunia Ditemukan di Cina, Panjangnya Tidak Sampai Satu Milimeter
Ini dilakukan persis seperti ketika membangun istananya. Lengkap dengan menara, pot-pot bunga dan batu-batuan yang tak ternilai.
Juga terdapat busur yang bisa bergerak secara mekanis, untuk mencegah para pencuri masuk ke kuburan.
Sungai-sungai di negara itu, dari Yang Tse sampai Sungai Kuning, bahkan lautan yang luas ditirunya dengan air raksa dan digerakkan secara mekanis.
Di atasnya, pada langit-langitnya, digambarkan konstelasi kubah langit dan di bawahnya relief bumi. Untuk penerangan, digunakan minyak paus, sehingga apinya tidak mati selama tidak ditiup.”
Kegilaan lain adalah kaisar membawa serta abdi dan seluruh harta bendanya yang mewah ke dalam kubur, agar di alam baka dia tidak akan menderita.
Qin Shi-huangdi, bukan hanya membawa kekaisarannya, tapi dunia dan langit juga dibawanya serta ke liang kubur. Di alam baka pun dia ingin menguasai dunia.
Baca Juga : Di Cina, Menyumbang Sperma Berhadiah iPhone 6s
Waktu penguasa itu sudah diletakkan dalam dunia miniaturnya beserta seluruh harta bendanya, putranya, Qin Erh-huangdi, memerintahkan agar istri-istri ayahnya yang tidak memberinya anak laki-laki juga harus ikut dikubur.
Para pekerja yang mengenal seluk-beluk dalam kubur itu, demi keamanan, juga ikut dikubur hidup-hidup di antara antara gerbang kedua dan gerbang luar, yaitu setelah gerbang bagian dalam disegel.
Namun, ini bukan pembunuhan besar-besaran terakhir yang dilakukan kaisar itu. Kaisar punya hobi mengumpulkan binatang. Di ibu kota negaranya dia memiliki kebun binatang pertama di dunia.
Yang dipelihara bukan terbatas binatang dalam negeri saja, tapi juga binatang-binatang eksotis yang diperolehnya dari negeri-negeri jauh.
Baca Juga : Timbunan Telur Dinosaurus Ditemukan di Cina
Qin Shi-huangdi sendiri yang minta agar binatang- binatang itu ikut dikubur. Ini sebabnya mengapa di dalam tembok kuburan itu juga ditemukan sisa-sisa binatang. Rupanya kaisar juga ingin punya kebun binatang di alam baka!
Mengingat kuburan itu sudah diketahui sejak ratusan tahun yang lampau, apa selama ini tidak ada perampok yang tertarik untuk membongkarnya?
Menurut para penulis riwayat, pernah ada usaha untuk merampok kuburan ini. Dalam penelitian terakhir, pada bukit makam itu ditemukan dua lubang galian.
Tapi rupanya usaha itu tidak berhasil. Para perampok tidak menemukan ruang makam tersebut.
Hingga sekarang para arkeolog Cina belum membuka kuburan itu. Dari hasil penelitian bagian atas, ternyata tanah 'piramida' itu memang mengandung air raksa, yang tidak ada sumber aslinya.
Yang jelas, Qin Shi-huangdi berhasil mempertahankah keabadian hidupnya, walaupun hanya lewat kuburannya. (Franz Stephan)
Baca Juga : Pria Tanpa Kaki Mendaki Gunung Paling Berbahaya di Cina