Find Us On Social Media :

Migrasi Orang Jawa ke Suriname: dari Kena Sirep hingga Diimingi Janji Gombal

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 12 Oktober 2018 | 20:00 WIB

Intisari-Online.com – Oktober 1890, 94 orang Jawa menginjakkan kakinya di tanah Suriname.

Mereka adalah angkatan pertama tenaga buruh Jawa yang dipekerjakan pemerintah kolonial Belanda di perkebunan Suriname.

Mereka mendarat dengan harapan segunung: melepaskan diri dari belitan kemiskinan yang amat berat di tanah asal yang diperparah lagi oleh ulah kolonialisme Belanda yang habis-habisan memeras keringat rakyat.

Mari kita simak bagaimana perjuangan mereka dari tulisan Mindra Faizaliskandiar, 100 Tahun Migrasi Orang Jawa ke Suriname, yang bersumberkan dari Parsudi Suparlan: The Javanese in Surinam: Ethnicity in an Ethnically Plural Society, dan pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1990.

Tibanya ke-94 buruh Jawa itu di Suriname, menjadi awal arus migrasi tenaga murah Jawa ke Suriname.

Baca Juga : Tak Hanya Suriname Jejak Peradaban dan Keturunan Indonesia juga Sampai ke Afrika Selatan

Sebenarnya, pemerintah Suriname yang berpusat di Paramaribo, memang sudah ‘rajin’ mendatangkan budak belian untuk dipekerjakan di ladang-ladang pemerintah, sejak tahun 1816.

Namun, ketika pada tahun 1863 perbudakan dihapuskan dari muka bumi, pemerintah kolonial Belanda di Suriname kelabakan mencari buruh yang kuat tapi murah.

Mula-mula mereka mendatangkan buruh miskin dari pulau-pulau jajahan Spanyol dan Portugal, serta orang-orang Cina dari daerah Tionggoan (Tiongkok). Namun, orang-orang ini ternyata tidak cocok untuk bergulat di lapangan pertanian.

Belanda lalu meniru Inggris, yaitu mendatangkan pekerja kasar dari India.

Baca Juga : Orang-orang Jawa di Suriname: Mulai dari Menari Jaran Kepang Sampai Jadi Calon Presiden!

Tanggal 4 Juni 1873, rombongan emigran pertama dari Kalkutta tiba di Paramaribo. (Arus emigran dari India dihentikan pada tahun 1916, akibat diveto oleh Mahatma Gandhi).

Mendatangkan buruh India ternyata repot, karena India jajahan Inggris. Para tuan tanah Suriname jadi teringat pada buruh-buruh Jawa, yang terbukti amat tangguh dipekerjakan di Sumatra.