Intisari-Online.com – Kawasan Cilacap, Jawa Tengah dengan Pulau Nusakambangannya, diam-diam punya potensi wisata menawan.
Benteng pertahanan, hutan perawan, pantai berpasir, dan ... suasana bui yang tak banyak berubah sejak masa kolonial.
Pulau bui! Begitu anggapan yang tertanam di benak banyak orang bila berbicara ihwal Pulau Nusakambangan. Kesan itu tidak serta-merta muncul begitu saja. Penjara pertama yang berlokasi di Permisan, sudah ada sejak tahun 1908 dan masih dipakai sampai kini.
Permisan hanyalah salah satu dari sembilan penjara, yang terletak di ujung barat daya. Delapan lainnya tersebar di seantero pulau, dan tinggal empat bui yang masih digunakan.
Robot Gedeg, terpidana mati dalam serangkaian kasus sodomi yang menggemparkan, menunggu eksekusinya di kamar isolasinya di Permisan. Dari penjara paling terpencil itu pula, napi bertampang keren, Johny Indo berusaha kabur tahun 1982 bersama 33 pengikutnya.
Johny bisa diringkus, tetapi beberapa napi lainnya tewas saat berusaha menyeberangi Segara Anakan yang tenang namun menghanyutkan.
Napi berkeliaran
Eksotisme pulau bui itu belakangan dibuka untuk konsumsi umum, meski dengan sedikit malu-malu. Secara terbatas siapa pun dapat berkunjung dengan mendaftarkan diri pada Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) Kabupaten Cilacap.
Diparda yang akan mengatur perjalanan ke pulau yang statusnya masih tertutup itu.
Baca juga: Nusakambangan (2): Napi yang Sudah Jalani 2/3 Hukuman Dibiarkan Beraktivitas di Luar Penjara
Intisari pun ke sana setelah mendapat lampu hijau dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Untuk mendapatkan akses ke tempat-tempat wisata, kami bergabung dengan serombongan turis lokal asal Bandung menggunakan bus sedang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR