Tanda Jempol ke Atas dan ke Bawah pada Zaman Romawi Kuno yang Bisa Mengirim Gladiator ke 'Neraka'

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Di Romawi Kuno, kedua simbol, jempol ke bawah dan ke atas bermakna hal yang berbeda dari yang kita mengerti saat ini.

Intisari-Online.com - Dalam banyak budaya dan negara, jempol ke atas bermakna persetujuan, sementara jempol ke bawah bermakna sebaliknya.

Namun, simbol tersebut bisa bermakna sesuatu yang beda bagi kelompok lainnya, salah satunya masyarakat Romawi Kuno.

Di Romawi Kuno, kedua simbol itu, jempol ke bawah dan ke atas bermakna hal yang berbeda dari yang kita mengerti saat ini.

Selama pertarungan gladiator di Roma kuno, penonton menggunakan jempol ke atas dan ke bawah untuk menentukan nasibgladiator yang kalah.

Baca Juga : Meski Menjijikkan, Orang Romawi Kuno Gunakan Air Kencing untuk Obat Kumur, Ini Tujuannya

Mungkin orang akan berpikir bahwa jempol ke atas berarti hidup dan jempol ke bawah berarti mati, namunsama sekali bukan seperti itu.

Bagi masyarakat Romawi kuno, jempol ke bawah berarti 'pedang turun'.

Hal ini berarti bahwa gladiator yang kalah akan hidup untuk melakukan pertarungan di hari yang lain.

Sementara, menurut beberapa ahli, isyarat jempol ke atas dimaksudkan untuk menusukkan pedang ke jantung dan membunuh gladiator yang kalah.

Baca Juga : Jadi Salah Satu Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Vladimir Putin Justru Kehilangan Kepercayaan dari Rakyatnya

Para penontonlah yang memutuskan nasib gladiator yang kalah itu, ketika hakim mendengarkan sorakan serta ejekan dan melihat gerakan mereka.

Keyakinan mengenai simbol 'jempol ke atas' dan 'jempol ke bawah' itu bermula dari lukisan Jean-Leon Gerome tahun 1872 'Pollice Verso'.

Isyarat 'jempol ke bawah' dari penonton dari lukisan populer Gerome ditafsirkan oleh publik abad ke-19 sebagai tanda ketidaksetujuan.

Sebenarnya, Geromemungkin tidak pernah bermaksud begitu, sebagaimana 'pollice verso' hanya berarti jempol.

Baca Juga : Setelah Insiden Foto Mesum yang Viral di WhatsApp, 5 Murid Mengundurkan Diri dari SMPN 3 Cepu

Sayangnya, karya seninya menjadi sangat populer sehingga kesalahan Gerome menjadi definisi yang diterima hingga saat ini.

Yang lebih menyedihkan, Hollywood juga turut berperan dalam kesalahan ini.

Sejak Ridley Scott membuat film Gladiator, pariwisata Roma jadi ramai.

Colosseum menjadi salah satu daya tarik turis dunia.

Baca Juga : Harga BBM Naik: Ini Perbandingan Harga BBM Pertamina dengan Shell

Namun, lukisan Gerome tersebut memiliki pengaruh yang kuat pada film Gladiator.

Padahal, di antara orang-orang Romawi, 'jempol ke bawah' berarti gladiator yang malang itu harus diselamatkan, bukan dibunuh.

Gerakan itu berarti 'lemparkan pedangmu ke bawah'.

Terjemahan Pliny 1601 menyamakan isyarat dengan 'persetujuan' atau 'kebaikan'.

Sedang versi John Dyden dari Satire Juvenal tahun 1649 mengartikan jempol yang dibengkokkan (bukan ke bawah) sebagai sinyal kematian.

Setiap kali orang terluka parah, hakim ketua, atau wasit, dipanggil untuk menentukan apakah para gladiator harus hidup atau mati, tergantung seberapa baik dia bertarung.

Namun, ada juga keputusan yang didasarkan pada apakah para gladiator cukup menghibur, sehingga penonton akan bertepuk tangan dan memberikan jempol ke bawah jika mereka menyukai gladiator tersebut.

Jika tidak, mereka akan memberikan jempol ke atas dan lawannya akan memberikan pukulan yang keras.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa jempol ke atas dimaksudkan untuk menusukkan pedang ke jantung gladiator.

Baca Juga : Nyaris Jadi Malaikat Maut Genghis Khan, Jenderal Ini Malah Jadi Pengabdi Setia

Artikel Terkait