Find Us On Social Media :

Cara Makan Siang Anggota TNI: Sendok yang Menghampiri Mulut, Jangan Seperti Bebek!

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 9 Oktober 2018 | 18:31 WIB

Intisari-Online.com - Tentara identik dengan kedisiplinan. Tak hanya soal waktu, tapi juga dalam urusan makan.

Soal bagaimana disiplinnya anggota TNI ketika makan siang, Benoe, pembaca acara program Food Story yang ditayangkan Kompas TV membuktikan itu.

Sebelum memasuki ruang makan, anggota sekolah calon bintara (Secaba) TNI harus berbaris dengan rapih.

Selain itu, setiap siswa harus memberi hormat kepada sesama rekannya.

Setelah itu, perwakilan siswa akan melapor pada pelatih, dan diikuti dengan berdoa bersama, baru boleh makan.

Baca Juga : Makan Siang Para Pekerja di 7 Negara Ini Berbeda-beda Lho! Bagaimana dengan Makan Siang Anda?

Piring khusus yang digunakan anggota TNI disebut ompreng.

Ompreng merupakan baki dengan lekukan-lekukan untuk menaruh nasih dan lauk pauk.

“Kenapa harus ada helm di belakang (ketika duduk di kursi)?” tanya Benoe.

“Tentara itu badannya mesti tegas!” ujar pelatih.

Selain posisi badan tegap, kepala tidak boleh menunduk mendekati  makanan.

Ada satu hal yang perlu diperhatikan anggota TNI ketika makan: sendok yang menghampir mulut, bukan sebaliknya.

“Karbonya banyak banget, karena energi yang dikeluarkan anggota TNI memang besar,” tutur Benoe.

Anggota TNI juga diharuskan makan dengan cepat.

Ini ditujukan agar “Semua prajurit siap sedia (saat menghadapi kondisi darurat),” tambah sang pelatih.

Tak berhenti sampai situ, setelah makan siang, senat siswa akan melapor pada pelatih bahwa makan siang telah selesai.

Baca Juga : Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu

Siswa Secaba juga mendapatkan materi disiplin tempur, salah satunya terkait dengan cara memasak.

Alat-alat yang digunakan adalah kompor lapangan dan parafin, lengkap dengan nesting atau wadah makan outdoor.

Pertama-tama, gali tanah sedalam seukuran kompor lapangan—kedalaman 5 – 10 cm.

Ini ditujukan agar api ketika masak tidak tertiup angin.

Oh iya, berbicara tentang ransum atau bekal makanan, mulanya dipraktikkan oleh tentara Amerika pada 4 November 1775 dalam Perang Revolusi Amerika Serikat.

Pada Perang Dunia II, diperkenalkan teknologi pengalengan agar ransum bisa bertahan lebih lama.

Tapi waktu itu kualitasnya belum sebaik sekarang.

Baca Juga : Begini Cara Mudah Mengenali Pangkat Anggota TNI dengan Melihat Mobil Dinasnya