Find Us On Social Media :

Jimat-jimat Dipasang ketika Bersiap Menghadapi Serangan Khmer Merah

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 10 Oktober 2018 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com – Kita sering mendengar keangkeran Sungai Mekong. Tanggal 22 Juni yang lalu (tulisan ini dimuat di Majalah iIntisari edisi September 1974) kapal yang ditumpangi sdr Poedjo Poernomo diroket oleh Khmer Merah di sini sehingga lantainya  berlubang tidak kurang dari 98 buah.

Kapten kapal yang berasal dari Manado sampai mendaftarkan diri jadi pilot bayaran untuk membalas dendam. Sdr. P. Poernomo menceriterakan pengalamannya, dalam tulisan Dihujani Rocket Khmer Merah di Sungai Mekong.

Blub … gelegar, mulailah kiri kanan kapal dibombardir AU Kamboja yang pesawatnya sudah mulai mendekat. Membumbung ke angkasa menukik dan terdengar dentuman memecah bumi. Asap hitam mengebul, hutan terbakar dan bumr terasa bergetar.

Konvoi maju dan berusaha menerobosnya. Di muka SS Hayan tampak mengawal beberapa gun boat. Di tikungan Mekong yang patah berdesingan beberapa roket yang jatuhnya beberapa meter dari SS Hayan.

Baca Juga : Makan Tikus Hidup untuk Bertahan, Berikut Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja

Air menyembur ke atas disertai ledakan yang dahsyat. Baju anti peluru dan topi baja sudah dipakai. Perwira pilot dan jurumudi yang bertugas tampak gagah dan serem seperti tentara Amerika akan mengadakan operasi berat.

Jimat-jimat dikeluarkan, ada yang memakai kalung seperti ular belang melilit leher, ada lagi yang membakar kertas merah bertuliskan huruf Cina. Terutama crew Kamboja hampir semua menunduk memanjatkan doa.

Balasan yang hebat dari gun boat pengawal memuntahkan bertubi-tubi peluru roket kaliber 105 mm. Asap hitam menutupi daratan, di sana sini rentetan senjata-senjata berat dimuntahkan dari moncongnya. Meriam 12,7 mm hanya terdengar seperti suara mercon yang beruntun ditelan oleh dahsyatnya dentuman roket.

Seperti dalam film

Baca Juga : Khmer Merah yang Ingin Dirikan Negara Komunis Radikal Justru Digulingkan Vietnam yang Pernah Membantunya

Penghadangan Khmer merah sungguh tangguh. Mereka menang karena berlindung diantara hutan-hutan belukar. Menembakkan kanon roket kaliber 75 mm yang punya daya jangkau sejauh 6 km.

Menghajar konvoi kami dari jarak kurang dari 500 m dari sisi kiri dan kanan sungai Mekong. Peluru berhamburan jatuh ke air dan terbang mendesing lewat di atas kapal seperti pesawat pemburu.

Kapal kami maju dengan semaksimumnya melewati pelor-pelor senjata ringan yang jatuh  seperti hujan bersiutan. Apa yang saya  saksikan dalam film kini saya saksikan sendiri. Gun boat pengawal sangat lincah bergerak ke sana ke mari sambil menghindari roket.