Penulis
Intisari-Online.com – Apa yang sedang terjadi di Laut China Selatan?
Banyak pertanyaan ini muncul di media luar negeri.
Nah, jika Anda ingin tahu, berikut foto udara yang diambil oleh Angkatan Laut AS seperti dilansir dari CNN pada Rabu (3/10/2018).
Dalam foto tersebut terlihat seberapa dekatnya sebuah kapal Angkatan Laut AS dengan kapal perang China.
Baca Juga : Semakin Panas! Militer China Menantang AS dan Hampir Menabrak Kapalnya di Laut China Selatan
Diklaim bahwa kapal perang China mendekati kapal perang AS dari sisi belakang dan kiri.
Dengan kondisi ini, kapal perang China diklaim ‘menantang’ kapal perang AS di Laut Cina Selatan.
Diketahui kapal Angkatan Laut AS adalah jenis USS Decatur (ada rudal di dalamnya) sedang melakukan operasi "kebebasan navigasi" pada hari Minggu (30/9/2018).
Namun pihak China mengklaim bahwa kapal tersebut berlayar dekat dengan terumbu karang di Kepulauan Spratly, ketika didekati oleh kapal perang China, Lanzhou.
Pihak Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (1/10/2018) bahwa kedua kapal hanya berjarak 41 meter antara satu dengan lain.
Kedekatan tersebut ditambah dengan kapal perang China "melakukan serangkaian manuver yang semakin agresif disertai dengan peringatan bagi Decatur untuk meninggalkan daerah tersebut”.
“Jika diteruskan, maka saat itu ada kemungkinan tabrakan di antara keduanya,” kata Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut AS setelah melihat foto-foto atas permintaan CNN.
"Ini seperti membanting rem dan membelok ke kanan untuk menghindari kecelakaan di jalan," kata Schuster, yang sekarang seorang profesor Universitas Pasifik Hawaii.
"Kapal perang China jelas melanggar aturan jalan," kata Schuster.
Sementara seorang jurubicara Kementerian Pertahanan China mengatakan Selasa (2/10/2018) bahwa kapal perangnya hanya membela kedaulatan China di Spratly, di mana Beijing telah membangun benteng di pulau buatan yang dulunya terumbu karang kecil.
"Militer China akan dengan tegas melaksanakan tugas pertahanannya dan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, perdamaian, dan stabilitas regional negara kami," kata jurubicara Wu Qian.
Baca Juga : China Batalkan Pertemuan Tingkat Tinggi Dengan AS, Ini Alasannya