Advertorial
Intisari-Online.com – China membatalkan pertemuan tingkat tinggi tahunan penting dengan Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, di Beijing, menurut laporan nytimes.com pada Minggu (30/9/2018).
Sebelumnya pertemuan ini direncanakan akan dilakukan pada pertengahan Oktober nanti.
Menurut pejabat AS, seorang perwira militer senior China tidak akan tersedia untuk menemuinya.
Padahal pertemuan tingkat tinggi, yang dikenal sebagai dialog diplomatik dan keamanan, adalah langkah baru untuk mengurangi ‘permusuhan’ antara China dan Amerika Serikat.
Baca Juga : Peringati 70 Tahun ‘Armed Forces Day’, Korea Selatan Akan Gelar Parade Militer
Pertemuan ini juga bertujuan untuk mengakhiri ‘hubungan yang dingin’ dan membangun ‘hubungan baru’ yang lebih baik.
Beberapa orang mengklaim pembatalan pertemuan ini menunjukkan tingginya ketegangan antara kedua negara terkait masalah perdagangan.
Terutama masalah strategis vital di Taiwan, penjualan senjata, dan Laut Cina Selatan.
Berikut beberapa ‘masalah’ antara China dan AS yang berhasil diringkas.
Pertama, Presiden AS, Donald Trump menjatuhkan sanksi administrasi pada perusahaan militer negara China karena membeli senjata dari Rusia.
Ia juga mengumumkan melakukan penjualan senjata seharga 330 juta US Dollar ke Taiwan, sebuah negara yang diklaim masih bagian dari Republik China.
Lalu, China juga jengkel dengan pengumuman Pentagon pada Rabu lalu bahwa pesawat pengebom B-52 terbang di atas Laut China Timur dan Laut Cina Selatan.
Mereka protes bahwa seharusnya AS tidak melakukan patroli militer di Laut China Selatan dan wilayah China lainanya.
Baca Juga : Beryl Dean Ahli Sulam Terkenal di Inggris Karyanya Banyak Ditempatkan di Gereja-gereja
Ketiga, pekan lalu, Presiden Trump, menuduh Beijing ikut campur dalam pemilihan dengan membeli ruang iklan besar di sebuah surat kabar Iowa.
Padahal China sudah jelas membatah masalah ruang iklan tersebut dan tidak terkait dengan kondisi politik di sana.
Terakhir, pada Selasa (25/9/2018) lalu, China menolak semua permintaan kapal perang Amerika yang ingin melakukan kunjungan pelabuhan ke Hong Kong pada bulan Oktober nanti.
Dengan berbagai masalah di atas, nyatanya bisa menjadi penyebabkan pertemuan tingkat tinggi antara kedua negara tersebut.
Padahal, jika keduanya bisa bertemu, maka ini akan menjadi Pertemuan Tingkat Tinggi kedua di tahun 2018.
Sebelumnya, Presiden Trump sudah bertemu Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Singapura pada awal tahun 2018.
Baca Juga : Kalahkan Tommy Sugiarto, Chou Tien Chen Persembahkan Gelar Korea Open untuk Korban Gempa di Palu