Find Us On Social Media :

Sumpah Pemuda 1928: Saat Para Pemuda Ganti Ikat Kepala Kedaerahan dengan Peci, Ini Tujuannya

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 3 Oktober 2018 | 18:30 WIB

Baca Juga : Ngeri, Pria Ini Jadi Manusia Pertama di Dunia yang Terkena Hepatitis E yang Biasanya Ada pada Tikus

Soegondo Djojopuspito mengurai sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

"Perangilah pengaruh bercerai berai dan majulah terus ke arah Indonesia bersatu yang kita cintai," seri Soegondo.

Mohammad Jamin muncul dengan pidato lewat rangkaian kalimat yang cermat dalam naskah yang berjudul "Persatuan dan Kebangsaan Indonesia."

Ada satu hal kecil yang cukup bermakna sat itu.

Sebagai lambang persatuan, para pemuda melepas semua bentuk penutup kepala.

Entah itu topi, ikat kepala, atau blangkon. Mereka memutuskan memakai peci hitam sebagai ciri bangsa Indonesia.

Baca Juga : Mulai Sekarang, Jangan Lagi Makan Nasi Sisa Kemarin karena Akibatnya Bisa Sangat Berbahaya

Adalah Sugondo Djojopuspito yang akhirnya membacakan rumusan keputusan kongres.

Suratkabar Pemoeda Soematra kemudian menyebar luaskan secara lengkap hasilnya.

Di tiap peringatan Hari Sumpah Pemuda, ikrar (demikianlahsebetulnya ia disebut) hingga berubah menjadi 'sumpah' itu berkumandang kembali.

Berikut teks Sumpah Pemuda 1928:

"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, Bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."

Baca Juga : Semakin Panas! Militer China Menantang AS dan Hampir Menabrak Kapalnya di Laut China Selatan