Find Us On Social Media :

Hari Batik Nasional: Pitung, Ondel-ondel, dan Monas dalam Corak Batik Betawi yang Sempat Menghilang

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 2 Oktober 2018 | 12:00 WIB

Awalnya Erna sempat terbentur dua kendala klasik. Pertama, masalah modal. Karena tidak punya pengalaman dalam menggaet sponsor atau sekadar mencari pinjaman dari bank, terpaksalah ia mengandalkan simpanan pribadi ditambah dukungan keluarga.

Baca Juga : Memanjakan Mata dengan Batik Solo, Jangan Lupa Borong Batiknya!

Kedua, para ibu dan remaja yang dikadernya itu perlu waktu lama untuk menguasai teknik membatik. “Butuh kesabaran dan ketekunan yang lebih untuk mendampingi mereka,” papar Erna yang kini mempekerjakan 20 orang di sanggar batiknya.

Kini para pekerja yang kebanyakan adalah warga di sekitar kawasan Marunda, Jakarta Utara, mampu menghasilkan 20 potong batik cetak serta dua potong batik tulis setiap bulan.

Rupanya kegiatan Erna menarik minat banyak orang. Terbukti dengan banyaknya orang dari wilayah di luar Marunda yang ikut belajar membatik. Sebut saja dari kampung Muara Tawar (Bekasi) dan beberapa tempat di wilayah Tanjung Priok.

Beberapa di antaranya mendirikan sanggar batik di tempat  masing-masing. Tapi mereka selalu kontak dengan sanggar “induk” di Marunda karena masih butuh pendampingan.

Baca Juga : Yuk, Kenali Motif Indah Batik Papua, Seperti yang Dipakai Salah Satu Maskot Asian Games 2018

Sanggar di Marunda sendiri, menurut Erna, masih sering mengadakan pelatihan, setidaknya sampai 10 kali dalam 19 bulan terakhir. Setiap sesi pelatihan diikuti sekitar 15-20 orang.

Untuk memudahkan pemasaran, Erna membuka beberapa galeri di beberapa titik lokasi perbelanjaan di Jakarta. Galeri yang kini khusus memajang batik seraci ada di bilangan Bendungan Hilir, Cilandak, dan Thamrin City.

Pernah mati karena limbah

Sosialisasi dan usaha menggalang dukungan mulai berbuah. Batik seraci diundang untuk membuka stand di arena Pekan Raya Jakarta 2011. Undangan ini datang atas usulan dari Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB). Rupanya LKB mulai ngeh dengan keberadaan batik seraci dan visi budaya yang dibawanya.

Rudy Haryanto, staf Bidang Pelestarian LKB, menjelaskan bahwa batik seraci menjadi titik terang kemunculan kembali batik Betawi.