Find Us On Social Media :

Kisah Pilu Pierre Tendean dalam G30S, Korbankan Nyawa demi A.H Nasution dan Gagal Menikahi Kekasihnya

By Intisari Online, Minggu, 30 September 2018 | 19:15 WIB

Intisari-Online.com - Gerakan 30 September tahun 1965 atau dikenal pertistiwa G30S, menjadi peristiwa berdarah pada rezim orde lama.

Dari sejumlah perwira tinggi TNI yang menjadi korban pembantaian Gerakan 30 September tahun 1965, satu di antaranya adalah Pierre Andreas Tendean.

Pierre Tendean merupakan buah cinta dari pasangan AL Tendean dan Maria Elizabeth Cornet.

Ayahnya adalah dokter berdarah Minahasa sedangkan sang ibu berdarah campuran, Indonesia dan Perancis.

Baca Juga : Pierre Tendean, Bukan Target Utama Namun Menjadi Korban 'Salah Sasaran' G30S/PKI

Pierre Andreas Tendean berkeinginan menjadi TNI.

Namun, orang tuanya sempat lebih mengarahkan Pierre Tendean untuk menjadi seorang dokter atau insinyur.

Walaupun begitu, Pierre Andreas Tendean tetap bertekad menjadi TNI.

Dilansir Tribunjabar.id ia masuk Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung pada 1958 dan lulus pada 1961.

Baca Juga : Pierre Tendean di Mata Keluarga: Pierre Adikku, Pierre Kakakku. Seandainya Pierre Masih Hidup

Setelah lulus, Pierre Andreas Tendean berpangkat letnan dua.

Setelah setahun menjadi bertugas di Medan, Pierre Tendean pun menjalani pendidikan intelijen di Bogor.

Lulus sekolah intelijen, Pierre Andreas Tendean melanjutkan kiprahnya sebagai seorang mata-mata.