Intisari-Online.com – Siapakah sebenarnya Kapten (Anumerta) Pierre Andreas Tendean yang menjadi satu dari 7 perwira tinggi TNI AD yang menjadi korban dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S)
Pierre lebih banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai ajudan dari Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution.
Padahal, masih banyak kisah menarik dari korban termuda dalam peristiwa G30S tersebut, seperti dituturkan oleh kakaknya Mitzi Farre dan adiknya Ny. Roos Jusuf Razak berikut ini.
--
Seandainya Pierre Tendean masih hidup, tahun ini usianya genap lima puluh tahun. Namun, nasib menghendakinya lain. Ia meninggal dalam usia relatif muda.
Kakaknya, Ny. Mitzi Farre, dan adiknya, Ny. Roos Jusuf Razak (sekarang ketua Yayasan Sayap Ibu), tetap menyimpan berbagai kenangan.
Antara lain bahwa Pierre Tendean pernah menjadi pengemudi traktor.
Reuni SMA di Jakarta .... Seperti umumnya reuni, banyak sekali kenangan manis yang terungkap.
Dalam kegembiraan itu saya juga bertemu dengan teman-teman Pierre dan tiba-tiba saya merasa sedih.
Seandainya Pierre masih ada .... Tapi Pierre sudah lama pergi dan namanya kini dipakai untuk nama jalan.
Ulang tahun ibu
Tanggal 30 September adalah hari ulang tahun ibu kami. Beberapa hari sebelum tanggal 30 September 1965, Pierre memberi tahu ia tidak bisa pulang ke Semarang untuk merayakan hari itu bersama seluruh keluarga, karena ia harus bertugas sampai siang hari.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR