Penulis
Intisari-Online.com – Gempa Donggala berkuatan 7,4 SR pada Jumat (28/9/2018) petang punya banyak cerita.
Salah satunya kisah kepahlawanan dari seorang anak muda Palu bernama Anthonius Gunawan Agung (22).
Dilansir dari kompas.com, Agung bekerja sebagai Air Traffic Controller (ATC).
Ketika gempa mendera Donggala, Bandara Mutiara Sis Al Jufri juga terkena dampaknya.
Saat itu, Agung berada di lantai 4 Tower ATC Bandara Mutiara Sis Al Jufri. Ketika semua orang bergerak meninggalkan tower, Agung memilih bertahan.
Sebab, saat itu, dia sedang bertugas dan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID6231 sedang bersiap tinggal landas (take off).
Menurut Kapten Ricosetta Mafella, pilot penerbangan tersebut, pesawatnya adalah pesawat terakhir yang take off sebelum gempa terjadi.
Dan Agung menunggu pesawat tersebut benar-benar terbang dengan selamat sebelum melompat dari tower.
Akibatnya, Agung mengalami patah tulang. Ia pun segera ke rumah sakit. Namun sayang nyawanya tak terselamatkan.
Menurut pengakuan Kapten Ricosetta Mafella yang dilansir dari akun Instagram pribadinya, inilah kata-kata terakhir Agung.
“’Batik 6231 runway 33 clear for take off’”. This was his last transmission to me we replied,” tulis Kapten Mafella.
Baca Juga : Kabar Terbaru Gempa dan Tsunami Palu: Korban Tewas Bertambah jadi 832 Orang
Aksi Agung pun mendapat pujian berlimpah dari banyak orang. Warga Indonesia maupun luar negeri.
Mereka ramai-ramai menuliskan doa untuk Agung di Twitter dengan menggunakan hastag #RIPAgung.
Mereka juga menyebutkan Agung meninggal setelah menyelamatkan nyawa ratusan orang (mereka yang berada di dalam pesawat).
Bahkapn Kapten Mafella sendiri menyebut Agung sebagai ‘Malaikat Pelindungnya’.
Rest in Peace, Anthonius Gunawan Agung.
Baca Juga : Sebelum Hancur karena Gempa dan Tsunami, Donggala Sejatinya Sudah Siap-siap Menuju Kota Wisata Sejak 2016