Find Us On Social Media :

Disebut sebagai Tokoh Kunci G30S, Letkol Untung Ternyata Lulusan Terbaik Akmil

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 30 September 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Letkol Untung menjadi satu di antara orang yang dianggap paling bertanggung jawab pada Gerakan 30 September 1965, atau G 30S, yang menewaskan para perwira Angkatan Darat.

Letnan Kolonel Untung merupakan Komandan Batalyon I Cakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Dia lahir di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah, pada 3 Juli 1926. Untung meninggal di Cimahi, Jawa Barat pada 1966.

Untung merupakan bekas anak buah Soeharto ketika di Komandan Resimen 15, di Solo.

Baca Juga : Pencungkilan Mata dan Pemotongan Alat Vital di Film G30S/PKI Ternyata Tak Sesuai dengan Hasil Forensik

Untung merupakan Komandan Kompi Batalyon 454 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, Alimin.

Semasa perang kemerdekaan, Untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Solo.

Selanjutnya, Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke Cepogo, di lereng Gunung Merbabu.

Kemudian, Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya.

Baca Juga : Jadi, Di Manakah Jenderal Soeharto saat Peristiwa G30S Terjadi?

Pendidikan militer

Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.

Letkol Untung Sutopo, tokoh kunci Gerakan 30 September 1965 merupakan satu di antara lulusan terbaik Akademi Militer.

Pada masa pendidikan, dia bersaing dengan Benny Moerdani, perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD.

Baca Juga : Kisah di Balik Pasar Gelap Perdagangan Organ Tubuh Manusia, Ternyata Sebegini Harga Ginjal Manusia

Mereka berdua sama-sama bertugas dalam operasi perebutan Irian Barat.

Untung merupakan salah satu anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala.

Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat, karena gencatan senjata pada 1962.

Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang.

Baca Juga : Ngeri, Pria Ini Jadi Manusia Pertama di Dunia yang Terkena Hepatitis E yang Biasanya Ada pada Tikus

Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II.

Kelak, dalam peristiwa G 30S PKI, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie Wibowo.

Setelah G 30S PKI meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya, sebelum kemudian tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah.

Ketika tertangkap, Untung tidak mengaku bernama Untung.

Baca Juga : Karena Menganggur dan Merasa Dihina, Pria Ini Menjadi Pembunuh Massal, Saat Dieksekusi Mati pun Jadi Tontonan

Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G 30S.

Setelah mengalami pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.

Setelah melalui sidang Mahmillub yang kilat, Untung pun dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada 1966, setahun setelah G 30S meletus.

(Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul "Nasib Letkol Untung Usai G 30S Gagal, Tidak Sengaja Ketemu 2 Anggota Armed")