Find Us On Social Media :

Drama Penangkapan Osama Bin Laden: Operasi Senyap Memburu Bos Jaringan Teror Al-Qaeda

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 27 September 2018 | 18:15 WIB

Baca Juga : Sempat Ditanya Rencana Terorisme di Masa Depan, Ini Jawaban Osama bin Laden Saat Masih Hidup

Bagi saya, satuan elite angkatan laut AS itu sudah menghantui sejak kecil. Saya mengumpulkan banyak buku, komik, dan pelbagai kliping, menyimpan banyak video tentang operasi mereka, atau menonton film-film mereka.

Saya ingat, ketika umur 13 teman sekolah saya banyak yang terkagum-kagum atas pengetahuan saya mengenai Navy SEAL. Satuan-satuannya, idiom-idiom teknisnya, senjatanya, pesawat dan helikopternya, pola latihannya, dsb.

Sejak saya kecil ayah sudah mengenalkan senjata kepada saya. Kami pergi berburu, dan ayah selalu mengajarkan soal kehati-hatian memegang senjata. “Kamu harus memperlakukan senjata dengan respek karena kamu tahu apa yang bisa diakibatkannya,” kata ayah.

Ketika masuk ke akademi, saya mendapati banyak teman yang juga terobsesi kepada satuan elit itu. Kami adalah orang-orang yang gigih, mengejar tantangan hingga batas kemampuan, siap menerima tempaan fisik sampai batas rasa sakit. Kami juga benci kekalahan.

Baca Juga : Misi Rahasia Pasukan Khusus AS Nyaris Gagal Tangkap Osama Bin Laden Gara-gara Heli Siluman Pengangkut Pasukan Jatuh

Tahun 1989, setamat dari sebuah kolese di Kalifornia, saya menjalani latihan dasar penyerangan lewat laut (Basic Underwater Demolition/SEAL, atau BUD/S). Begitu kerasnya latihan pertempuran sambil menyelam itu, hingga banyak peserta yang rontok.

Saya perlu lima tahun menjalani misi dan pelatihan, bolak-balik ke medan operasi dan training ground, sebelum masuk ke SEAL. Itu belum ke DEVGRU yang mensyaratkan kualifikasi lebih tinggi.

Tubuh harus fit sepanjang waktu, menjalani operasi senyap ke belakang garis pertahanan lawan, memerangi gerilyawan, terjun dari ketinggian dengan oksigen tipis, atau sebaliknya, di bawah terik matahari gurun Timur Tengah.

Untuk  masuk ke tim khusus Team Six, sekadar lolos seleksi sama artinya dengan gagal. Sedangkan menjadi nomor dua adalah kekalahan pertama. Tak ada hasil minimum, tak ada toleransi pada kesalahan.

Baca Juga : Pengakuan Rob O'Neill, Anggota Navy SEAL yang Menembak Mati Osama bin Laden

Oh ya, meski namanya Team Six, sesungguhnya unit kontraterorisme AL hanya memiliki dua tim. Sebutan Team Six hanya untuk mengelabui Uni Soviet di masa Perang Dingin dulu, supaya mengesankan Amerika punya banyak pasukan khusus.