Find Us On Social Media :

Agen CIA Disebut Membantu Arab Saudi Mendapatkan Rudal Balistik dari China, Buat Apa?

By Intisari Online, Senin, 24 September 2018 | 17:45 WIB

Meski sekitar 46 rudal Irak jatuh di wilayahnya, Arab Saudi tidak pernah meluncurkan rudalnya ke negara tersehut. Kenapa?

Masalah utama DF-3 adalah ia punya Circular Error Probable (CEP) sebanyak 300 meter.

Dalam istilah balistik, CEP digunakan sebagai ukuran tingkat akurasi sistem senjata khususnya peluru kendali balistik.

Baca Juga : Ada Rudal Balistik Hingga Roket, Ini 7 Senjata Paling Mematikan yang Pernah Diciptakan

Ini artinya, jika Anda menembakkan enam rudal ke target yang disasar, hanya akan ada tiga rudal yang mendarat pada jarak tiga kali lapangan sepakbola dari target, sementara tiga lainnya meleset jauh.

Bagaimanapun juga, buat apa menggunakan senjata yang tingkat akurasinya minim? Kecuali jika DF-3 itu sudah dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.

Tapi China mengaku tidak akan menjualnya kepada Arab Saudi.

DF-3 kini sudah dimodifikasi untuk membawa 3.000 ton bahan peledak tinggi.

Ini artinya, DF-3-nya Arab Saudi waktu itu hanya “berguna” untuk menjatuhkan bahan peledak tinggi pada target seluas kota dan secara acak akan membunuh warga sipil yang tidak berdosa.

Selain itu, melimpahnya senjata dari pesawat perang AS selama Perang Teluk membuat Saudi tak perlu membutuhkan rudal itu.

Lebih dari satu dekade kemudian, Arab Saudi kembali tertarik mendatangkan sistem antirudal yang lebih efektif, dan sekali lagi melirik ke China.

Kali ini negara kaya Timur Tengah itu melirik DF-21 IRBM yang jauh lebih akurat, yang punya CEP hanya 30 meter.