Find Us On Social Media :

Ranavalona I, Ratu 'Gila dan Brutal' dari Madagaskar yang Tetap Menewaskan Orang pada Hari Pemakamannya

By Intisari Online, Senin, 24 September 2018 | 11:15 WIB

Setelah berkuasa, tindakan pertama yang dilakukannya ialah membunuh Rakotobe dan ibunya, bersama dengan banyak kerabatnya.

Baca Juga : Kabar Baik bagi Generasi 90-an, Westlife 'Comeback' dan Segera Rilis Lagu Baru

Cara menjalankan kepemerintahan menjadi brutal dibawah kekuasaannya, Ranavalona berusaha mempertahankan nilai-nilai tradisional dan menjungkirbalikkan hampir semua kebijakan suaminya.

Dia mengusir para misionaris, menghentikan perjanjian perdagangan dengan Prancis dan Inggris, serta berjuang melawan serangan angkatan laut Prancis.

Untuk menghukum warganya yang patut dicurigai, dia mengharuskan mereka untuk memakan kulit ayam diikuti dengan tanaman kacang.

Tanaman kacang itu akan membuat mereka muntah dan semua kulit ayam yang sudah dimakan harus dikeluarkan untuk membuktikan kesetiaan diri.

Suatu saat, kekasih Ranavalona ketahuan berselingkuh dan menolak melakukan hukuman itu, sehingga segera dia dibunuh dengan menusuk lehernya.

Setelah pertempuran melawan Prancis dan Inggris, Ranavalona juga memamerkan 21 kepala warga Eropa dipajang tertusuk di ujung tombak untuk memperingatkan musuh-musuhnya.

Konon, pertempuran itu berhasil dimenangkan hanya karena rakyat Madagaskar beruntung, banyak orang Eropa yang terserang malaria.

Dalam kerajaannya, Ranavalona juga melarang praktik kekristenan yang didukung saat pemerintahan suaminya dulu.

Pada 1835, dia mengatakan bahwa dia menghormati kebebasan beragama orang asing, tapi tidak untuk rakyatnya dan menghukum mati siapapun yang melanggar aturan itu.

Baca Juga : Pria Ukraina Ini Bocorkan 10 Alasan Kenapa Banyak Pria Bule Suka Wanita Indonesia