Find Us On Social Media :

Getah Pohon Langka dari Hutan Hujan Ini Mengandung Nikel, Ini Rahasianya

By Masrurroh Ummu Kulsum, Senin, 17 September 2018 | 22:00 WIB

Intisari-Online.com – Pycnandra acuminata adalah pohon langka yang berasal dari hutan hujan di Kaledonia Baru yang memiliki kemampuan unik.

Pohon ini bisa mengumpulkan nikel dalam jumlah besar dari tanah.

Getah berwarna biru-hijaunya, dilaporkan mengandung hingga 25% nikel.

Biasanya pohon atau tanaman tidak cocok hidup dengan logam berat seperti nikel dan seng.

Baca Juga : Pulau Socotra, Pulau Terasing di Bumi yang Punya Pohon Bisa Mengeluarkan 'Darah Naga' saat Digores

Tapi, inilah yang membuat Pycnandra acuminata dan beberapa spesies pohon langka lainnya yang dikenal sebagai "hyperaccumulators" sangat istimewa.

Mereka entah bagaimana telah berevolusi untuk menyedot kadar beracun logam berat dari tanah dan menyimpannya di batang, daun dan bijinya.

Sayangnya, deforestasi berat di Kaledonia Baru telah menempatkan pohon yang luar biasa ini pada daftar pohon yang terancam punah sebelum para ilmuwan bahkan bisa mengetahui bagaimana dan mengapa pohon ini dapat mentoleransi nikel dalam jumlah tinggi seperti getah lateksnya.

Para ilmuwan awalnya menemukan hiperakumulator pada tahun 1970-an, dan sejauh ini lebih dari 65 jenis tanaman seperti itu telah diidentifikasi di Kaledonia Baru, 59 di Turki, dan beberapa lainnya ada di negara Brasil, Malaysia dan Indonesia.

Namun para ilmuwan yakin, masih banyak yang belum ditemukan.

Kapasitas untuk menyimpan logam berat dalam jumlah besar telah dipelajari oleh berbagai ilmu biologi, mulai dari biologi molekuler hingga fisiologi dan biokimia.

Sementara banyak yang telah dipelajari tentang hiperakumulasi dan hipertoleransi seng dan kadmium oleh beberapa tanaman, mekanisme hiperakumulasi nikel masih menjadi misteri.

Evolusi hiperakumulator seperti Pycnandra acuminata diyakini telah terjadi selama jutaan tahun, tetapi para ilmuwan belum mengidentifikasi mekanisme universal penyerapan nikel dan penyimpanannya.

Alasan mengapa tanaman semacam itu berevolusi juga masih menjadi perdebatan.

Baca Juga : Inilah Pohon Beringin Terbesar di Dunia, Saking Besarnya Sampai Membentuk Hutan Sendiri

Teori "perlindungan unsur herbivora" adalah yang paling populer di kalangan ilmuwan.

Teori ini menjelaskan bahwa konsentrasi nikel yang sangat tinggi melindungi tanaman dari serangga pengisap daun dan herbivora lainnya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa nikel yang terakumulasi sangat beracun bagi kebanyakan serangga herbivora, meskipun beberapa telah mengembangkan toleransi yang tinggi terhadapnya.

Teori lain juga dikemukakan oleh peneliti lainnya. Menurut pendapat lain, nikel memiliki efek anti-jamur yang melindungi pohon dari berbagai infeksi, logam berat juga mengurangi perkecambahan dan pertumbuhan lainnya.

Tetapi satu hal yang telah terbukti adalah, kapasitas hiperakumulator seperti Pycnandra acuminata mampu membersihkan tanah dari penumpukan bahan beracun yang disebabkan oleh aktivitas manusia, melalui proses yang disebut "phytomining".

Sayangnya, keberadaan hiperakumulator seperti Pycnandra acuminata saat ini dalam kondisi memprihatinkan.

Penggundulan hutan besar-besaran membuat spesies pohon ini hanya ada di daerah hutan yang terfragmentasi yang dikelilingi oleh maquis, dengan kemungkinan hanya ada ratusan pohon yang tersisa.

Aktivitas manusia yang merusak di Kaledonia Baru terus berlanjut,membuat nasib pohon yang berdarah logam ini tergantung pada keseimbangan.

Baca Juga : Terhubung ke Tiga Dunia Misterius yang Berbeda, Inilah Pohon Yggdrasil dalam Mitologi Norse