Find Us On Social Media :

Fakta Sejarah yang Disembunyikan: Hitler Secara Terbuka Lakukan Upaya Perdamaian di Eropa tapi Ditolak

By Afif Khoirul M, Senin, 17 September 2018 | 10:15 WIB

Intisari-online.com - Secara umum orang-orang dunia lebih mengenal Hitler sebagai penghasut perang, pemicu rasisme, dan seorang diktator.

Namun, lebih baik daripada itu, sebuah fakta lain mengungkapkan bahwa Hitler adalah satu-satunya pemimpin perang Eropa yang menawarkan perdamaian.

Tulisan tentang sisi lain yang dialakukan Hitler dan upayanya ini ditulis dalam sebuah jurnal Internasional berjudul Hitler’s Peace Offers, 1933- 1939 melalui Ihr.org.

Upaya-upaya yang dilakukan Hitler pada waktu itu terjadi pada tahun 1933 hingga 1939, waktu itu ia mengirim proposal dan pidato tentang tawaran perdamaian di Eropa. 

Baca Juga : Rencana Gila Adolf Hitler: Membantai 4 Juta Penduduk Moskow dan Menjadikannya Danau

Pidato besar pertama Hitler tentang kebijakan luar negeri, terjadi setelah menjabat sebagai Kanselir, lalu ia dikirim ke Reichstag pada 17 Mei 1933.

Dalam pidato tersebut berisikan tentang permohonan perdamaian, persamaan hak dan saling pengertian antar negara.

Tak hanya itu dua tahun kemudian, ia kembali berpidato di Reichstag pada 21 Mei 1935, pemimpin Jerman itu sekali lagi menekankan perlunya perdamaian atas dasar saling menghormati dan persamaan hak.

Baca Juga : Selain Kokain, Hitler Juga Makan Obat Perangsang, Padahal Dia Tidur di Ranjang yang Berbeda dengan Eva

Bahkan sebuah media di Inggris, bernama London Times mengganggap pidato ini sangat masuk akal, lugas, dan komprehensif.

Permohonan seperti itu bukan hanya retorika semata pada 31 Maret 1936, misalnya, pemerintah Hitler mengumumkan rencana komprehensif untuk memperkuat perdamaian di Eropa. 

Makalah rinci ini mencakup banyak proposal spesifik, termasuk demiliterisasi seluruh wilayah Rhineland, perjanjian keamanan Eropa Barat, dan larangan kategori bom pembakar, gas beracun, tank berat dan artileri berat.

Meski demikian, tawaran Hitler ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah dunia seperti Inggris dan Prancis.