Penulis
Intisari-online.com - Militer Amerika Serikat ( AS) tak bakal keluar dari Suriah sebelum menyelesaikan pekerjaannya.
Juru bicara Pentagon, Eric Pahon, mengungkapkan, salah satu tugas mereka adalah mengalahkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS).
"ISIS masih belum kalah."
"Itu adalah prioritas kami selain memulihkan keamanan bagi rakyat Suriah," kata Pahon dilansir Hurriyet, Rabu (12/9/2018).
Baca Juga : Inilah Kengerian Bom Fosfor yang Diduga Digunakan Amerika Menyerang Suriah dan Dilarang Konvensi Jenewa
Sebelumnya, James Jeffrey, utusan khusus AS untuk Suriah, juga mengatakan, pasukan AS yang bermarkas di timur Sungai Eufrat belum mendapat perintah pulang.
Dia merespons pernyataan Presiden Donald Trump Maret lalu bahwa dia berencana memulangkan sekitar 2.000 pasukan AS di sana.
Jeffrey menjelaskan, Trump tidak mengatakan bahwa militer AS bakal ditarik pada akhir 2018 ini. Dia hanya menyatakan "secepatnya".
"Masih banyak pekerjaan yang dilakukan. Presiden telah menegaskan beliau tidak terpaku berapa lama pasukan harus bertahan," kata Jeffrey.
Baca Juga : Cerita Mafia Rusia di Amerika: Anti Bisnis Prostitusi dan Tolak Jual -Beli Obat Bius
Amerikamulai terjun ke kancah konflik Suriah pada September 2014 dengan memberikan bantuan kepada oposisi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Kedatangan militer AS mendapat kecaman baik dari Assad maupun sekutunya, seperti Iran dan Rusia, karena tidak berdasarkan undangan.
Mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menuturkan, pasukan AS harus tetap di sana untuk memastikan adanya transfer kekuasaan dari Assad. (Ardi Priyatno Utomo)
Baca Juga : Rahasia Kenapa Hanya Brasil Negara Amerika Latin yang Berbahasa Portugis