Find Us On Social Media :

14 Tahun Pembunuhan Munir: Jemputan Terakhir untuk Munir yang Tak Kunjung Datang

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 7 September 2018 | 11:45 WIB

"Pokoke sampeyan kudu dijemput sama mbak Sri. Sampeyan wis tak titipke mbak Sri. Ora usah kakehan omong. (Pokoknya kamu harus dijemput Mbak Sri. Kamu sudah saya titipkan Mbak Sri, enggak usah banyak bicara)."

Baca Juga : Terpidana Kasus Pembunuhan Aktivis Munir Jadi Anggota Partai Berkarya ‘Besutan’ Tommy Soeharto

Munir menganggap itu lucu. Dia lalu bercerita kalau dulu dia pernah cuma diberi peta dan karcis oleh organizer dan berbekal peta itu ia bisa ke mana-mana sendirian. Tak perlu diantar jemput waktu harus ke Eropa.

Sekarang malah harus dijemput segala. Tapi Poengky tetap ngotot kalau Munir harus saya jemput di Schiphol.

Hingga Senin, tanggal 6 September, saya belum memperoleh kabar apa pun dari Munir. Pagi itu langsung saya hubungi ke telepon genggamnya, suara Munir yang khas menjawab dari seberang.

Riang dengan logat Jawa Timurnya yang kental. Saya tanyakan kepastian jadwal penerbangannya ke Belanda. Usai berbicara di telepon, Munir mengirim pesan singkat bahwa ia akan naik Garuda dan mendarat di Schiphol, Selasa tanggal 7 September 2004.

Baca Juga : Munirpad, Nama Jalan Sepeda di Belanda untuk Menghormati Pejuang HAM Munir

Ia juga menulis jam kedatangannya lengkap. Sayang ponsel itu hilang, jadi pesan terakhir Munir tersebut ikut lenyap.

7 September kelabu

Pagi-pagi kami sudah bangun. Leo, suami saya berjanji mengantar saya ke Rotterdam Centraal Station supaya bisa naik kereta menuju Bandara Schiphol. Sebelum berangkat, saya memanggang baguette isi tuna untuk untuk bekal perjalanan.

Masih terlalu pagi untuk mencari sarapan dan mungkin belum tentu ada toko yang menjual makanan di Schiphol. Selain itu pasti mahal. Saya bikin empat roti tuna, dua tangkup untuk saya dan sisanya akan saya berikan kepada Munir.

Belum pukul 06.00 kami sudah berangkat ke Rotterdam Centraal Station. Leo ngedrop saya di samping stasiun. Pada waktu itu saya sempat berpikir lebih baik beli tiket pulang-pergi karena lebih murah.