Penulis
Intisari-Online.com -Hari ini, 14 tahun lalu (7 September 2004), aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib meninggal dunia.
Munir tewas dibunuh dengan cara diracun menggunakan arsenik.
Zat mematikan satu ini beberapa kali muncul dalam kasus-kasus pembunuhan yang melibatkan racun.
Namun, meski dikenal mematikan, ternyata banyak makanan yang mengandung arsenik. Salah satunya adalah beras.
Baca Juga : Bangun Ladang Tenaga Surya Terbesar di Dunia, China akan Alami Efek Mengerikan Ini di Masa Depan
Tentunya menjadi pertanyaan, jika memang mengandung arsenik, mengapa tidak ada orang yang meninggal dunia, khususnya dalam waktu singkat, setelah mengonsumsi nasi?
Untuk menemukan jawabannya, mari kita simak artikelberjudul "Benarkah Nasi Putih Mengandung Arsenik?" yang pernah tayang dikompas.com ini.
---
Baca Juga : Ginjal Anda Bisa Terjamin Kesehatannya Jika Rutin Konsumsi 5 Sayuran Ini
Kandungan zat-zat berbahaya bisa kita dapatkan dari mana saja, termasuk dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti nasi.
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, arsenik bisa terkandung di dalam beras.
Padi adalah satu-satunya tanaman yang ditumbuhkan dalam kondisi tergenang air.
Belum jelas apakah air tersebut yang membuat arsenik anorganik, yang secara alami sebenarnya terkunci di mineral tanah, lebih mudah terserap oleh tanaman.
Baca Juga : Minumlah Air Madu Hangat di Pagi Hari Saat Perut Kosong dan Rasakan 7 Manfaat Ini Pada Tubuh
Menurut penjelasan Prof.Djoko Said Damardjati, peneliti dari Badan Litbang Kementrian Pertanian RI, arsenik dalam beras sangat ditentukan oleh faktor lingkungan tempat padi tersebut tumbuh.
"Bisa saja kalau sawahnya itu adalah bekas tambang atau dari pupuk yang digunakan. Persawahan yang berada di dekat pabrik atau sungai tercemar juga dikhawatirkan bisa membuat arsenik ditemukan pada beras," katanya.
Djoko mengatakan, Kementrian Pertanian akan melakukan pengecekan kadar logam jika ada laporan dari masyarakat.
Namun sejauh ini belum ada laporan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah meluncurkan panduan kandungan arsenik pada beras, yakni 0,2 ppm untuk nasi putih dan 0,4 ppm untuk beras cokelat.
Beras cokelat (brown rice) memiliki kandungan arsenik lebih tinggi karena proses penyosohannya hanya satu kali dibanding beras putih.
Salah satu cara untuk membatasi paparan arsenik bisa dilakukan dengan tidak mengonsumsi nasi secara berlebihan.
Membeli beras yang sudah mendapatkan sertifikat SNI juga bisa menjadi cara karena ada aturan bahwa produk tersebut harus terbebas dari zat kimia berbahaya.
Baca Juga : Dulu Ditinggal Wanita karena Hanya Jadi Kuli Bangunan, Nasib Pria Ini Kini Bikin Mantan Pacar Menyesal