Penulis
Intisari-Online.com - Ketika pasukan elit TNI sedang digembleng dalam pendidikan komando dan kadang ada wartawan yang diundang untuk meliput, mereka disuguhi praktek latihan keras yang sangat mematikan tapi terukur.
Salah satunya adalah dopper.
Pelaksanaan dopper biasanya dilakukan oleh dua penembak mahir dopper yang berdiri di panggung lalu melaksanakan tembakan gencar terarah ke arah prajurit tempur yang sedang merayap di lumpur dalam jarak sekitar 30-50 meter.
Mereka merayap berjajar sekitar 10 jalur lurus di lumpur berair yang jika sedang tidak dipakai biasa digunakan hewan liar hutan untuk berkubang.
Dua penembak dopper tidak mengisi peluru sendiri, yang mengisi adalah sejumlah siswa komando yang sedang mendapat giliran merayap di lumpur dan ditembaki.
(Baca juga: Siapa Sangka, Pasukan Israel yang Terkenal Digdaya Itu Pernah Babak Beluk karena Dihajar Pasukan Mesir dan Suriah)
(Baca juga: Suka Atau Tidak Pasukan Payung Nazi Jerman Tetap yang Terhebat Hingga Saat Ini)
(Baca juga: Pasukan SAS Inggris yang Terkenal Hebat Saja Akui Kopassus Lebih Hebat, Masa Kita Tidak?)
Sejumlah senapan AK-47 tampak berjajar di sampingnya.
Jika dua penembak dopper sudah menilai laras senapan AK-47 yang ditembakkanya panas dengan sigap dia ambil senapan lain yang sudah terisi penuh magazine.
Dua penembak dopper itu terkesan santai bahkan melepaskan tembakan sambil bercakap-cakap dengan rekannya.
Semua tembakan terarah tepat, pelurunya memuncratkan lumpur di sekitar siswa komando yang merayap mantap.
Tak ada yang terluka, tak pernah. Apalagi gugur oleh peluru gencar yang ditembakkan dari dua penembak mahir dopper.
Sesi latihan merayap di lumpur dan ditembaki dopper hanya merupakan salah satu sesi latihan karena setelah itu siswa komando segera berlari lagi naik-turun bukit dengan meneriakkan satu kata : komando!.
Tidak ada perwira lapangan yang mengawasi sesi latihan dopper itu. Karena sudah mrupakan hal biasa.
Yang terdengar hanyalah tembakan gencar membelah kesenyapan hutan diselingi teriakan dua penembak dopper.
“He!.kamu sudah rampung isi peluru belum? Isi cepat anggap ini seperti perang sungguhan. Kalau sudah isi peluru langsung merayap! Jangan lembek ayo cepat!”
Ketika wartawan media asing (barat) terkaget-kaget menyaksikan latihan tembak dopper itu. Sebenarnya mereka terlambat.
Karena sudah sejak tahun 1970-an latihan dopper bagi pasukan elit digelar seperti yang pernah dijalani sniper kelas dunia TNI , Peltu (Purn) TNI Tatang Koswara.
Sebagai penembak dopper Pak Tatang juga mahir. Ia dikenal sebagai penembak “kuning-kuning”.
Tinja manusia yang diletakkan dalam jalur merayap siswa komando yang selanjutnya ditembak tepat. Lalu muncrat mengenai wajah.