Find Us On Social Media :

Makan Siang Termasuk Kurikulum Sekolah di Jepang, Apa Sih Tujuannya?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 25 September 2018 | 11:45 WIB

Tadinya makanan yang disajikan berupa susu skim dan hidangan yang bukan terbuat dan bahan-bahan pokok semacam beras, gandum dan sebagainya, sehingga orang tua mund kadang-kadang membekali anaknya makanan tambahan yang sesuai dengan penghasilan mereka.

Baca juga: Dari Piala Dunia, Asian Games, Hingga Ibadah Haji, Aksi Bersih-bersih Orang Jepang Benar-benar Patut Diteladani

Untunglah tahun 1950 pemerintah AS mengirimkan cadangan gandumnya melalui GARIOA (pemerintah yang bertanggung jawab atas pembebasan wilayah jajahan). Bantuan pemerintah AS tersebut membuka kemungkinan bagi Jepang untuk memberikan menu yang lengkap pada anak-anak sekolah dasar berupa roti, susu dan juga makanan-makanan pokok lainnya.

Ketika Pakta Perdamaian San Francisco yang mengakhiri pendudukan pasukan Sekutu atas Jepang ditandatangani, program bantuan GARIOA tersebut juga dihentikan. Penghentian bantuan ini mengancam berlangsungnya program makan siang di sekolah di Jepang.

Namun, berkat tuntutan keras dari para orang tua murid agar pemerintah melanjutkan program tersebut, akhirnya pemerintah Jepang mengukuhkan sistem makan siang di sekolah ke dalam perundang-undangan mereka.

Alasan yang mendukung gerakan orang tua murid di Jepang adalah bahwa program makan siang di sekolah memiliki fungsi pendidikan dan juga berperan melindungi kesehatan serta meningkatkan kesejahteraan anak.

Baca juga: Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu

Misalnya setiap kali anak mendapat giliran tugas melayani dan menyiapkan makanan bagi kawan-kawannya, dengan sendirinya mereka memperoleh pengalaman penting tentang tata pergaulan hidup berkelompok atau bermasyarakat.

Satu keuntungan lain yang diperoleh dari program ini, yaitu tidak memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengatakan suka atau tidak suka akan makanan yang sudah disajikan di hadapan mereka.

Kini di Jepang sekitar 25.000 sekolah dasar menyelenggarakan program makan siang di sekolah bagi lebih dari sepuluh juta muridnya. Orang tua murid hanya merogoh koceknya untuk program ini sebesar 18 dolar AS setiap bulan. Di Jepang jumlah ini  hanya bisa dipakai untuk lima kali jajan kalau di luar sekolah.

Sekolah-sekolah di Jepang bisa memilih satu dari tiga cara untuk menyelenggarakan program ini. Pertama, dengan sistem dapur sentral yang membagikan makanan ke berbagai sekolah.

Baca juga: Inilah yang Akan Terjadi Pada Negara-negara Asia Jika Jepang Memiliki Senjata Nuklir