Find Us On Social Media :

Kisah Perjuangan Alexander Fleming Agar Dunia Mau Memakai Penicilin, Inspiratif!

By K. Tatik Wardayati, Senin, 10 September 2018 | 05:30 WIB

Di manapun dokter Skot yang berambut putih itu muncul, semua orang menyanjung-nyanjung dia. Dalam bulan September 1942 itu juga berita mengenai obat ajaib penicillin sudah merupakan tema pembicaraan nomor satu di seluruh dunia.

Baca juga: Tak Perlu Beli, Antibiotik Bisa Dibuat Sendiri dengan Bahan Alami

Namun Dr. Fleming tetap tidak mau menonjoikan diri dan rendah hati. Sekarang tiba gilirannya untuk tersenyum melihat "demam" penicillin yang berjangkit tiba-tiba di antara rekan-rekannya.

Soalnya dia sudah 14 tahun mengetahui tentang daya sembuh obat antibiotika itu. Dengan rasa pahit yang tertekan ia memberi komentar tentang entusiasme umum itu:

"Coba andaikata dalam musim gugur tahun 1928 ada seorang ahli terkemuka yang percaya kepada saya, dan suatu kelompok ahli riset yang baik mau membantu mengembangkan obat penicillin yang saya temukan, pasti ribuan orang selama tahun-tahun terakhir ini bisa diselamatkan jiwanya."

Fleming juga masih teringat pada ucapan penemu hebat Pasteur yang juga pernah mengeluh: "Ilmu pengetahuan merupakan makam bagi setiap ide besar."

Baca juga: Hebat! Meski Tak Berputing, Platipus Mampu Hasilkan Susu Guna Atasi Resistensi Antibiotik Manusia

Tidak ada yang percaya

Namun tidak ada penemu medis abad ini yang mengalami segi negatip ilmu pengetahuan seperti Alexander Fleming. Padahal saat ia mulai melakukan tugas riset, dokter anak petani yang lahir tahun 1881 itu sama sekali bukan dokter yang suka "aneh-aneh". Ia seorang dokter yang terpandang di Inggeris.

Ia berhasil menyelesaikan studinya dengan baik di London. Ia juga berhasil melakukan riset tentang bakteri, basil dan daya dalam tubuh yang bisa melawan penyakit, dalam laboratorium bakteriologi terkemuka Sir Almroth Wright.

Ia juga terkenal karena daya amatnya yang tajam, pengetahuan analitis dan kemampuannya untuk menyatakan dengan jelas apa yang mau dikatakan dalam tulisan-tulisan ilmiahnya.  Berkat itu ia diangkat sebagai professor  bakteriologi di "Lembaga Kerajaan untuk ilmu bedah" di London pada tahun 1925.

Namun nama baik sebelumnya ini sama sekali tidak ada artinya ketika ia pada suatu hari di bulan Agustus tahun 1928 menemukan sesuatu yang baru.  Tidak ada yang mempercayainya.