Find Us On Social Media :

Jika Melancong ke Manggarai Timur, Jangan Lupa Merasakan Kekerabatan dengan Seteguk Sopi

By Moh Habib Asyhad, Senin, 29 Mei 2017 | 16:20 WIB

Merasakan Kekerabatan dengan Seteguk Sopi

Jadi lebih baik kita menunggu untuk habis terlebih dahulu untuk menghargai orang yang menyambut kita.

(Baca juga: Inilah yang Terjadi pada Otak ketika Minum Alkohol hingga Mabuk)

Dua sisi sopi

Ya, sopi adalah minuman keras yang cukup kontroversial di Indonesia. Bagaimana tidak, kepolisian suka menyita sopi hasil buatan warga.

Sebut saja pada bulan April tahun 2017 saat 1.752 liter miras tersebut disita di Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.

Padahal di sisi lain, sopi merupakan minuman tradisional yang melekat pada budaya masyarakat. Dari kebiasaan hingga digunakan di ritual atau upacara adat.

Bahkan keluarga Kolang di Manggarai Barat bersandar pada minuman sopi sebagai sumber ekonomi utama selain berladang kakao, kopi, dan kemiri.

Sopi terbuat dari aren, sebuah sumber alam yang melekat pada kebudayaan masyarakat NTT karena dimanfaatkan untuk berbagai hal. Selain menjadi sopi, aren bisa menjadi nira yang selanjutnya diolah jadi gula.

Daun aren pun digunakan sebagai pembungkus potongan gula kolang yang menjaga dan mengawetkan aroma gula.

Tulang daun atau lidi juga bisa digunakan sebagai pengikat bangunan pagar kayu hingga penyambung cemeti yang digunakan pada tarian perang bernama caci.

Kata sopi sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu “zoopje” yang secara harafiah dapat diterjemahkan menjadi alkohol cair. Beberapa wilayah di Flores menyebut jenis minuman ini dengan sebutan moke.

Layaknya minuman keras lainnya, tidak menutup kemungkinan bahwa efek negatif hadir dalam sopi. Sebut saja etanol, psikoaktif yang membuat kesadaran seseorang menurun.