Find Us On Social Media :

Jangan Asal Santap, Begini Cara Mengatur Kalori Menu Sahur

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 26 Mei 2017 | 15:30 WIB

Yang Segar untuk Berbuka dan Sahur: Sup Ikan ala Korea

Maka otot-otot peristaltik, kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan enzim pencemaan, bahkan jaringan hati, juga tidak bekerja sepanjang  pagi sampai petang.

Kondisi ini menyebabkan darah yang mengalir ke otak relatif lebih banyak daripada biasanya, sehingga bisa membuat orang lebih lancar berpikir.

Sebab itu, berpuasa secara teratur tak diragukan lagi dapat memperbaiki atau meningkatkan daya pikir atau nalar seseorang. Ini bisa ikut memacu kesuksesan.

Sejumlah riset menyimpulkan, perubahan jadwal makan dan minum selama berpuasa (dengan akibat lapar dan haus) hanya memiliki nilai stres 15.

Ini jauh di bawah nilai stres 29 akibat perubahan tanggung jawab dalam pekerjaan, dan nilai stres 53 akibat sakit atau kecelakaan.

Apalagi, setelah puasa memasuki minggu kedua, umumnya stres tadi makin terkendali karena fisik maupun mental sudah beradaptasi secara mantap.

Soal risiko lesu tubuh atau kurang bergairah dalam aktivitas harian, sebenarnya bisa diatasi dengan bersikap atau bertindak proporsional. Saran-saran berikut ini bisa mengatasi masalah yang mungkin timbul selagi orang berpuasa.

Usahakan makan sahur selambat mungkin, dimulai kira-kira setengah jam sebelum imsak.

"Sarapan fajar" ini sangat penting, dengan takaran yang sama seperti makan siang atau malam sehari-hari agar manfaatnya optimal.

Makan sahur berlebihan  akan menyebabkan kadar gula dalam darah melonjak dan merangsang keluarnya hormon insulin yang mengangkut gula darah menuju seluruh jaringan tubuh guna diubah menjadi glikogen atau lemak, namun kelewat banyak.

(Baca juga: Terbukti Secara Ilmiah, Puasa Berikan Energi Positif Bagi Lahir Batin)

Dalam jumlah normal, lemak sebagai cadangan sumber kalori (penghasil energi) mudah  dibongkar kembali.