Find Us On Social Media :

Jangan Asal Santap, Begini Cara Mengatur Kalori Menu Sahur

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 26 Mei 2017 | 15:30 WIB

Yang Segar untuk Berbuka dan Sahur: Sup Ikan ala Korea

Intisari-Online.com – Terapi puasa kini ternyata banyak diminati dan cukup populer di Eropa dan AS. Pada sebuah klinik di dekat Pyrmont, Jerman, Dr. Otto Buchinger telah menyembuhkan banyak pasien dengan terapi puasa selama 2 - 4 minggu di samping upaya medis.

Konon mereka lebih cepat sembuh dan segar kembali, baik fisik maupun mental, juga lebih bergairah hidup.

(Baca juga: Resep Berbuka Puasa: Es Kelapa Muda Isi)

Yang disembuhkan itu antara lain penyakit pembuluh darah dan jantung, diabetes, insomnia, depresi, ginjal, tumor atau kanker, obesitas, juga rematik.

Bahkan seorang dokter, Dr. Yuli Nekolar, dari Moscow Institute of Psychiatry melaporkan hasil risetnya: upaya penyembuhan secara medis disertai dengan terapi puasa hasilnya lebih baik dan cepat.

Begitu juga yang dijalankan oleh Klinik Health Spa di AS.

Makanan yang tertelan akan mengalami proses metabolisme, sehingga, sesuai dengan fungsinya, bisa dimanfaatkan sel-sel tubuh demi kelangsungan hidupnya.

Tetapi, proses  metabolisme ini selalu menghasilkan sejumlah zat sisa (sampah dari tubuh),  misalnya ureum, radikal bebas, atau lainnya yang harus dibuang oleh tubuh, karena bersifat racun.

Dengan berpuasa, terjadilah semacam  proses pencucian, selain pembentukan zat-zat sisa juga jadi berkurang. Hasilnya, sel-sel tubuh jadi lebih segar atau muda kembali.

Selain itu, puasa tidak hanya baik bagi kesehatan fisik, tetapi juga dapat mengendalikan gejolak emosi. Menurut Dr. Alan Scot dari AS, berpuasa ternyata membuat seseorang lebih mampu menguasai dorongan seksnya.

(Baca juga: Puasa Ramadan 2017 Dipastikan Berbarengan, Bagaimana dengan Lebarannya?)

Lalu, bagaimana pengaruh puasa pada daya pikir seseorang? Selagi menahan lapar dan haus seharian, saluran pencemaan beristirahat.