Find Us On Social Media :

Pulang Jumat Kembali Ahad, Soko Nyepur Dadi Sedulur

By Yoyok Prima Maulana, Minggu, 21 Mei 2017 | 15:00 WIB

Pulang Jumat Kembali Ahad

Dengan segitu banyak perjuangan yang dilakukan anggota PJKA demi keluarga di kampung, Wahyu dan anggota PJKA lainnya sebenarnya lebih suka disebut sebagai Pejuang PJKA.

“Karena pada akhirnya, kami seperti ini karena memperjuangkan keluarga,” tegas Anton.

Hingga kini, Wahyu mengklaim anggota PJKA sudah lebih dari 1.000 orang yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

“Paling banyak berasal dari Yogyakarta, Klaten, dan Solo,” ungkap Wahyu. Kereta ekonomi yang biasa mereka gunakan adalah Progo, Bogowonto, Tawang Jaya, Brantas, dan beberapa lainnya.

Untuk memudahkan komunikasi antaranggota, dibentuklah kelompok-kelompok kecil.

Tiap kelompok memiliki jumlah anggota antara 20 dan 50 orang. Biasanya, kelompok ini dibentuk atas dasar kesamaan kampung halaman dan kedekaran antaranggota.

Sampai saat ini tak ada yang namanya ketua PJKA. Yang lebih banyak mengkoordinir anggota, ya koordinator itu tadi.

Para anggota PJKA ini begitu variatif. Dari usia 20 tahunan hingga 70 tahunan. Mereka juga bekerja di berbagai bidang; minyak dan energi, media, hukum, dan lain-lain. Kedekatan mereka membuat hubungan antaranggota layaknya saudara.

Seperti semboyan yang mereka angkat yakni, ‘Paseduluran Saklawase’, yang artinya persaudaraan untuk selamanya. Persaudaraan tersebut terjalin karena naik kereta, atau dalam bahasa Jawanya; ‘Seko nyepur dadi sedulur’.  

Entah sampai kapan para anggota PJKA ini terus menjadi penglaju. Beberapa anggota bahkan menjalani rutinitas PJKA sejak pertama kali bekerja hingga pensiun.

“Ada yang melaju selama 20 tahun,” ucap Anton. Bahkan, rutinitas melaju itu diteruskan oleh anaknya. (Ari F. Lukmawan)

(BACA JUGA: Waspadalah Para Penyuka Jengkol)