Find Us On Social Media :

Pulang Jumat Kembali Ahad, Soko Nyepur Dadi Sedulur

By Yoyok Prima Maulana, Minggu, 21 Mei 2017 | 15:00 WIB

Pulang Jumat Kembali Ahad

Intisari-online.com - “Terus terang saja, saya lebih tenang anak bersekolah di Yogyakarta daripada di Jakarta,” ujar Wahyu Pramonosidi (31) yang sudah lima tahun bekerja di Jakarta dan tiap minggu kembali ke Jakarta.

Senada dengan Wahyu, Antonius Eko juga merasa lebih nyaman menyekolahkan anak di kampung ketimbang di ibukota dengan banyak pengaruh buruknya.

Selain persoalan pendidikan anak, Anton juga mempertimbangkan sisi ekonomi menjadi anggota PJKA.

Secara jujur ia mengaku bahwa penghasilan per bulannya bakalan tak cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga bila tinggal di Jakarta.

Ahmad Fikri yang asal Solo pun menimpali, “Pulang kampung tiap akhir pekan justru lebih menghemat uang daripada harus membawa istri dan anak di Jakarta.”

Beragam alasan menjadi dasar orang-orang menjalani ritual yang diakui Wahyu membuatnya capai.

Akan tetapi, bagi karyawan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kelapa sawit ini, ada kepuasan batin tersendiri saat berkumpul dengan istri dan anaknya.

“Capek di jalan itu hilang setelah bertemu dengan keluarga,” ungkap Wahyu.   Perjalanan di kereta berjam-jam dianggap oleh sebagian besar anggota PJKA hanya sebatas ‘memindahkan’ tempat tidur ke dalam kereta.

“Tidur di kereta, bangun-bangun sudah ada di kampung,” kata Wahyu.

(BACA JUGA: Bahaya! Jangan Langsung Nyalakan AC Mobil)   WASWAS DICABUT PSO-NYA

Tak ada catatan pasti kapan tepatnya komunitas Pulang Jumat Kembali Ahad (PJKA) berdiri.

Dari seringnya bertemu di stasiun dan bahkan di dalam gerbong, komunitas PJKA mulai terbentuk secara tak sengaja sejak bertahun-tahun lalu.