Apa Itu Bitcoin, Bagaimana Cara Membelinya, dan Mengapa Pencipta Virus Ransomware Menginginkannya?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Apa itu bitcoin?

Intisari-Online.com -Virus ransomware telah menjadi obrolan di mana. Program jahat ini disebut meminta “bitcoin” sebagai tebusan data yang telah dicolongnya.

Apa itu bitcoin? Bagaimana cara membelinya? Mengapa pencipta virus ransomware menginginkannya?

(Baca juga:Peluncuran Rudal Balistik Korut Tak Hanya Bikin Gusar Rusia Tapi Juga Kacaukan Perekonomian China)

Ribuan komputer di seluruh dunia terinfeksi ransomware pada Jumat (12/5) yang menyebabkan data pengguna terkunci. Untuk bisa membukanya, mereka harus menebusnya dengan uang—dalam bentuk bitcoin.

Rumah sakit NHS, FedEx, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya menjadi sasarannya. Di Indonesia ada Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais.

Negara-negara yang terdampak ransomware/Metro.co.uk
Sekali lagi, kenapa para kriminal itu meminta bitcoin?

Apa itu bitcoin?

Bitcoin merupakan mata uang digital terdesentralisasi, yang berarti juga tidak ada di dunia fisik, juga tak tersedia di bank-bank. Menurut Bitcoin.org, bitcoin di dunia jumlahnya terbatas.

Hanya ada 21 juta bitcoin yang ada tapi ini tidak dilihat sebagai pembatasan karena bitcoin dapat dipecah menjadi subunit yang lebih kecil dengan 1 juta bit dalam 1 bitcoin.

Bitcoin dapat dibagi hingga 8 desimal (0,00000001) dan unit yang lebih kecil.

Mengapa penjahat menginginkannya?

Bitcoin sejatinya tidak benar-benar gaib. Menurut Bitcoin.org, ada catatan publik yang melacak pengeluaran bitcoin.

Namun ada unsur privasi yang terlibat dalam mata uang digital ini dan juga tidak mungkin untuk dilakukan pemalsuan, kebal terhadap tagihan palsu, dan transaksi tak dapat dibatalkan.

Dan menurut beberapa orang, mata uang jenis ini sangat diinginkan oleh para penjahat.

(Baca juga:Mengapa Dua Air Laut yang Bertemu di Teluk Alaska Tidak Menyatu?)

Siapa yang menemukan bitcoin?

Bitcoin diperkenalkan pada 2009 oleh seorang programmer misterius yang hanya dikenal dengan Satoshi Nakatomo, yang dianggap sebagai nama samaran, dan tak pernah bisa diwawancarai.

Bitcoin berhasil menarik perhatian dunia keuangan setelah nilainya meninggat hingga 1.000 persen sejak awal tahun ini.

Kenaikan bitcoin juga bertepatan dengan krisis keuangan di Siprus.

Bagaimana saya mendapatkan bitcoin?

Langkah pertama adalah mengunjungi Bitcoin.org dan mengunduh “dompet” di komputer atau ponsel kita. Bitcoin menggunakan jaringan peer-to-peer dan tanda tangan digital di mana pasokan uang otomatis dan diberikan ke server yang dikenal sebagai “penabung bitcoin”.

Langkah mendapatkan bitcoin/Metro.co.uk
Bitcoin, di blok 25, diberikan kepada “penambang” ketika komputer mereka menghasilkan angka 64 digit dari algoritma yang kompleks.

Akan penting untuk memikirkan bitcoin sebagai komoditi yang layak ditambang daripada mata uang tradisional yang bisa diciptakan di bank-bank sentral.

Bisakah saya membeli bitcoin secara langsung?

Ya, cara yang paling populer adalah melalui pertukaran online, atau melalui transfer bank di beberapa situs web termasuk Coinbase. Penjual juga dapat ditemukan secara online atau dengan bertemu mereka secara langsung.

Apa yang bisa saya beli dengan bitcoin?

Secara teknis bisa digunakan untuk membeli apa pun, meskipun hampir tidak ada pengecer yang mau menerimanya saat ini.

WordPress dan WikiLeaks menerima bitcoin, sementara beberapa situs menawarkan bitcoin sebagai voucer, seperti Amazon.

Ada juga situs yang menjual barang elektronik yang secara eksklusif menerima bitcoin. Sialnya, bitcoin juga kerap digunakan untuk membeli barang-barang ilegal seperti LSD.

(Baca juga:Perbedaan Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK)

Dapatkah saya menghasilkan uang dari bitcoin?

Pertanyaa besarnya adalah apakat bitcoin benar-benar mata uang yang stabil? Dengan semua bukti sejauh ini, tidak.

Pada Februari 2014, sebuah bitcoin tunggal awalnya bernilai 20 dolar, tapi pada 20 April, nilai naik menjadi 266 dolar, tapi menurun kembali sampai 160 dolar hanya dalam beberapa jam.

Banyak ekonom arus utama menganggap bitcoin sebagai gelembung yang menunggu meledak.

Artikel Terkait