Find Us On Social Media :

Fidel Castro, Semangat Revolusinya Terus Membara, Meski Beberapa Kali Dikerjai CIA

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 29 Agustus 2018 | 10:30 WIB

Lalu tahun 2004, Castro terjatuh lagi hingga lutut dan lengannya terluka serius. Dia pun harus berjalan dengan bantuan tongkat.

Fidel Castro sudah loyo, kesehatannya merosot, dan digosipkan mulai pikun. Namun orangtua Kuba nan perkasa itu tetap saja muncul dan di hadapan mahasiswa Universitas Havana, Fidel yang dijuluki "si janggut" atau barbudos dengan gagah bilang, "CIA selalu mau membunuhku. Pada saat aku benar-benar mati nanti, tidak akan seorang pun percaya," kata pria yang kenal dengan Presiden Rl Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Baca juga: Dicoba Dibunuh 600-an Kali, Fidel Castro Tetap Lolos

"Kalian harus optimistis namun tetap waspada terhadap berita-berita yang tak benar. Untuk semua yang peduli dengan kesehatanku, aku berjanji akan memperjuangkan kesehatanku!"

Selama hidupnya, Castro dikabarkan beberapa kali dikerjain Central Intelligent Agency (CIA) dengan meracuni makanan dan minumannya, memasang bahan peledak di cerutu, menebar baksil tuberkulosis di pakaiannya, sampai memberi obat perontok rambut kumis dan jenggot, agar wibawa dan kharismanya ikutan rontok.

Maklum, sejak zaman Presiden AS Eisenhower tahun 1960 hingga George W. Bush, Castro tak pernah absen bilang, "Rontokkan imperalisme AS!"

Sebagai "legenda hidup", Fidel Castro yang lerampil menghipnosis orang dengan pidatonya ini disebut-sebut sebagai "diktator tunggal" di dunia. setelah meninggalnya Joseph Tito, Kim Il-sung, Deng Xiaoping, Juan Peron, dan Nikita Krushchev.

Baca juga: Dianggap Terlalu Berani Menentang AS, Kuba di Bawah Castro Justru Ukir Banyak Prestasi Mengagumkan

Bahkan bagi pengamat tertentu, Castro yang dianggap “Robin Hood" karena suka bagi-bagi tanah buat rakyatnya, juga ditafsir sebagai jelmaan hidup dari Napoleon, Hitler, dan Stalin.

Suka tidak suka, Castro memang sosok revolusioner yang patriotik banget dalam membela martabat dan harkat bangsanya di hadapan panggung negara adikuasa. "Aku lahir dalam sebuah gerilya," kata anak ketiga dari enam putra-putri pasangan Angel Castro y Argis dan Lina Ruz Gonzalez ini.

Sebagai anak orang kaya, Castro melewati masa sekolahnya dengan mulus, serta tumbuh dan berkembang minat politiknya sebagai pemuda Kuba yang dinamis. energik, dan pintar.

Lulus sebagai doktor hukum pada usia 23 tahun (1950), ia melesat menjadi kepala negara Kuba pada 1959. Fidel muda yang kekar dan ganteng mulai menapak gelanggang politik Kuba di masa pemerintahan diktator Fulgencio Batista.