Find Us On Social Media :

Fidel Castro, Semangat Revolusinya Terus Membara, Meski Beberapa Kali Dikerjai CIA

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 29 Agustus 2018 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com – "Kalau pemuda Kuba ragu-ragu, semuanya akan gagal! Aku punya keyakinan, kaum muda kita akan terus mempertahankan negerinya. Aku percaya kepada mereka,” tulis Fidel Alejandro Castro Ruz (81) pada rubrik khusus harian Juventud Rebelde akhir Juni 2007 di Havana.

Tulisan berikut ini ditulis oleh Rudy Badil, yang dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2007.

Tulisan pemimpin tertinggi Kuba yang sejak umur 19 tahun sudah ikut "revolusi" ini sebagai jawaban atas deklarasi Uni Pemuda Komunis Kuba, yang berharap kepulihan Fidel Castro serta dukungan terhadap rencana pemerintah soal pembelian senjata untuk pertahanan terhadap kemungkinan agresi Amerika Serikat, musuh ideologi Castro sejak hampir setengah abad lalu.

Castro belum mati! Bos besar negara "pulau" komunis di Laut Karibia, dekat Teluk Meksiko (hanya berjarak 144 km daratan negara bagian Florida, AS) ini masih berkobar-kobar semangat "revolusioner”-nya, meski El Comandante sudah menyerahkan sementara kepemimpinan kepada adiknya, Raul Castro, selaku pejabat Presiden Kuba sejak tahun lalu.

Baca juga: Marita Lorenz, Mata-mata Jerman yang Menjadi Pacar Castro

Sejak 26 Juli 2006, Castro harus tnenjalani perawatan serius akibat gangguan infeksi usus. Namun selama itu pula Castro yang senang bersetelan seragam milker, bertopi tentara, mengisap cerutu, dan berwajah penuh kumis dan jenggot tebal itu ternyata masih mampu menulis sekitar 21 artikel politik, berisikan seruan anti-sistem kapitalis, tirani global, bahkan tentang pemanasan global.

"Kita harus yakin kekaisaran Amerika Serikat tidak akan pernah menjamah Kuba. Aku bersumpah itu tidak akan!” tulis Castro, yang semasa sehatnya amatlah piawi berpidato berjam-jam.

Biasanya dia menutup orasinya dengan pekik terkenalnya: patria o muerte, venceremos! Tanah Air atau mati, demi kemenangan!

Tanah Kuba alias Republica de Cuba – yang berpenduduk 11,3 juta jiwa dan luasnya cuma 11.860 km2 memang masih "merdeka". Castro  pun begitu, meski telah menjalani 10 operasi besar, dia masih kencang menyebarkan semangat "revolusi sampai mati".

Baca juga: Marita Lorenz: Selingkuhan Fidel Castro Sekaligus Pembunuh Bayaran yang Ditugaskan Menghabisi Nyawanya

Awalnya gerilya

Hampir setahunan ini, berita tentang sakitnya Castro menjadi spekulasi kabar politik pro dan kontra. Apalagi Kuba sedang gencar-gencarnya menyiapkan peringatan ulang tahun ke-80 Fidel Castro.

Sakitnya Castro segera dihubungkan dengan turunnya kesehatan sang pemimpin. Bulan Juni 2001, ia dikabarkan terjatuh setelah menyemburkan api-api revolusinya dalam pidato tujuh jam.