Penulis
Intisari-Online.com – Karena terbuat dari beras, gempol pleret pun memberikan rasa kenyang di samping tentu saja rasa segar kuahnya yang harum dan manis. Biasanya gempol pleret diminum dingin dengan tambahan es batu.
Minuman ini agak sulit ditemui karena jarang warung apalagi restoran berkelas yang menyajikannya. Gempol pleret biasanya dijual keliling seperti wedang ronde atau dongo.
(Baca juga:Awas Ransomware, Jangan Langsung Menghubungkan Komputer dengan Jaringan Internet Kantor)
Jika Anda ingin menikmatinya, datanglah ke warung Pak Suharto di Jln. Wahidin, di samping Masjid Tegalsari. Tampilan warung ini sederhana, berupa angkringan lengkap dengan kendil tanah liat.
Pak Suhar mengombinasikan gempol pleret dengan cendol dawet. Sehingga minuman ini pun dia namai es dawet gempol pleret.
Aroma wangi daun pandan begitu terasa karena Pak Suhar menggunakan daun pandan bukan hanya di kuahnya, tetapi juga di gempol dan pleretnya.
Pak Suhar memilih membuat gempol dari tepung yang dibuatnya sendiri dari beras yang agak keras, yang bila dimasak tidak menjadi nasi pulen.
Meski sederhana, proses pembuatannya agak rumit. Sebelum digiling, beras direndam empat jam. Setelah ditiriskan, baru digiling menjadi tepung dan dibuat adonan dengan air daun pandan.
Adonan itu dikepal-kepal seukuran bola tenis kemudian dikukus. Air yang digunakan untuk mengukus juga air daun pandan dengan sedikit garam.
Seusai dikukus, kepalan calon gempol tersebut disisir hingga kembali menjadi tepung namun lembek.
(Baca juga:Point Nemo, Tempat Paling Sepi dan Paling Jauh di Dunia, Berminat Pergi ke Sana?)
Setelah itu baru dicetak dengan tangan menjadi bola-bola kecil yang warnanya putih bersih. Setelah itu dikukus sekali lagi, juga dengan air daun pandan.
Proses hampir sama juga dilakukan untuk membuat plered. Bedanya, adonan tepung untuk pleret diberi air gula jawa dan dicetak menggunakan daun pisang.
Penggunaan sari pandan di semua tahap ini membuat gempol pleret Pak Suhar istimewa. Teksturnya masir, baunya wangi. Harganya pun murah.
(Pernah dimuat di Buku Wisata Jajan Solo Semarang – Intisari)