Find Us On Social Media :

Emmanuel Macron dan Bagaimana Teknologi Mengubah Politik

By Agus Surono, Senin, 8 Mei 2017 | 16:00 WIB

Emmanuel Macron, presiden terpilih Prancis

Sisi positifnya memang setiap orang bisa bebas berpendapat. Tapi sekarang ini begitu mudah melihat pesan atau berita palsu beredar dalam satu situs.

Di media sosial kita bisa saja memutuskan tali pertemanan (unfriend) dengan mereka yang tidak sependapat, tapi kita berisiko memisahkan diri dari orang-orang yang tidak setuju dengan Anda dan mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang sependapat dengan Anda.

Situs-situs propaganda meluaskan jangkauan dan mendulang Like dan Share. Keduanya semakin meningkatkan keterlibatan setiap berita yang diunggah. Semua itu menjadi ujian bagi kecerdasan kolektif. Seperti algoritma Facebook yang mengubah warga menjadi kelinci percobaan untuk menguji batas-batas demokrasi.

Sangat menakutkan melihat hal itu terjadi untuk kedua kalinya. Lebih menakutkan lagi melihat bahwa banyak orang Prancis menemukan konsep berita palsu minggu lalu. Tidak ada yang belajar dari kesalahan kolektif kita.

Kemudian, persoalan peretasan. Ribuan surat elektronik dan dokumen dibagikan beberapa jam sebelum hari pemilihan. Sejauh ini, belum terungkap ada persekongkolan atau rahasia yang memalukan.

Tapi tim Macron sadar bahwa ada risiko besar di situ. Dugaan saya adalah bahwa peretas berhasil mengakses akun email tersebut berkat kampanye phishing dan penggunaan ulang kata kunci, karena masih sulit untuk memperbaiki semua kelemahan keamanan kita.

Sudah jelas bahwa semua pemilihan akan seperti sekarang. Semua anggota tim politik perlu mengikuti kursus tentang "Enkripsi 101" sebelum bergabung dalam sebuah kampanye. Setidaknya itu cara yang bagus untuk mendidik politisi sehingga mereka berhenti mengambil cara lewat “pintu belakang”.

Sekarang, saatnya para “pemandu sorak” teknologi berhenti mengatakan bahwa teknologi adalah hal yang baik dan akan selalu memperbaiki dirinya sendiri. Teknologi telah mengubah politik dan tidak akan ada kata kembali.

Alih-alih bertarung, mari kita merangkulnya dan memperbaiki internet sebelum benar-benar mengacaukan otak “bodoh” kita.