Revolusi Prancis Bermula dari Kafe Ini (1)

Rusman Nurjaman

Editor

Revolusi Prancis Bermula dari Kafe Ini (1)
Revolusi Prancis Bermula dari Kafe Ini (1)

Intisari-Online.com - Siapa sangka Revolusi Prancis yang termasyhur itu ternyata bermula dari sebuah kafe?

Adalah seorang warga Italia bernama Francesco Procopio Dei Coltelli yang mendirikan kafe di Paris pada tahun 1686. Semula Procopio bekerja di sebuah warung kopi milik seorang warga Armenia, kemudian membuat kafe ini. Bosnya yang kemudian pindah ke London sempat membuat Procopio menganggur. Namun, ini tak lama karena ia kemudian berkongsi dengan rekannya untuk berjualan di Pameran Raya Saint German.

Seusai pameran itu, Procopio melanjutkan berjualan kopi. Saat itu kafe belum begitu dikenal. Warung kopi Procopio pun hanya menyediakan tempat mengobrol dan minum kopi. Tradisi makan di luar juga relatif baru. Ia lalu menyewa sebuah rumah dan digunakan untuk berjualan tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Procopio yang berasal dari Italia sangat menikmati kehidupan dan kultur Paris. Ia kemudian mengganti namanya menjadi Francois Procope Cateau, kafenya kemudian diberinya nama Le Procope.

Tempat berjualan ini sempat berpindah hingga menetap di bangunan yang ada Rue de l’Ancienne Comedie yang saat itu ramai karena terdapat teater. Otomatis seniman kerap melalui jalan itu dan mampir di Procope. Tempat ini menjadi ajang kumpul kalangan seniman dan juga tempat untuk membaca. Sangat mungkin kebiasaan untuk membaca dan berdiskusi di sebuah kafe berasal dari kebiasaan di Paris ini.

Procope menjadi tempat untuk berbagi informasi hingga dikenal sebagai tempat untuk pencerahan karena kalangan intelektual pun berkumpul di tempat ini. Beberapa seniman dan intelektual Paris seperti JJ Rousseau, Diderot, Voltaire, dan Pirot, menjadi pelanggan setia. Ketika memasuki abad ke-18 diskusi di tempat itu makin panas karena menyangkut soal pemisahan kekuasaan dalam negara. Hal ini terkait dengan perkembangan di Paris yang rakyatnya mulai mengkritik kekuasaan absolut raja. Bahkan Voltaire menulis karyanya di tempat itu. Ia juga pernah berdiskusi dengan Benjamin Franklin di tempat yang sama. (Kompas)