Find Us On Social Media :

Sahabat Soekarno Ini Pernah Menghadapi 638 Kali Percobaan Pembunuhan dan Semuanya Gagal, Apa Rahasianya?

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 7 Mei 2017 | 18:40 WIB

Fidel Castro sangat suka menghisap cerutu.

Intisari-Online.com - Siapa yang tak kenal pemimpin karismatik Kuba, Fidel Castro. Dalam sebuah wawancara, sahabat baik Soekarno itu mengaku pernah menghadapi 638 kali percobaan pembunuhan dan semuanya gagal.

Apa rahasianya?

Untuk mencari jawabannya, sebaiknya kita mundur sedikit.

(Baca juga: Maksud Hati Mengintai Hewan Liar, Kamera yang Dipasang George Bell Justru Menangkap Hantu Berwujud Gadis Kecil nan Cantik)

Keterlibatan CIA dalam pembunuhan pemimpin dunia bukan hal yang baru, bahkan sudah terjadi sejak tahun 1945 lalu.

Fidel Castro, pemimpin legendaris Kuba yang meninggal dunia pada Jumat (25/11) malam waktu setempat, adalah satu di antara parapemimpin dunia yang menjadi incaran CIA.

Selama separo abad, Castro menjadi incaran CIA dan ratusan percobaan pembunuhan.

Namun, semua gagal sampai akhirnya berpulang secara alami.

Yang sangat terkenal adalah menyusupkan bahan peledak ke dalam.

Menurut mantan pengawalnya, proyek-proyek aneh dibuat untuk membunuh sang pemimpin.

Antara lain kerang yang bisa diledakkan, baju selam beracun dan pil berracun yang tersembunyi di krim wajah.

Berdasarkan pengakuan mantan diplomat Amerika Serikat di Havana, Wayne Smith, dinas intelijen Amerika Serikat (CIA) dan para pelarian politik Kuba menghabiskan waktu hampir setengah abad berkomplot untuk membunuh pemimpin dari negara yang menciptakan dampak terhadap AS bagaikan "bulan purnama terhadap manusia serigala."

“Andaikata percobaan pembunuhan adalah pertandingan di Olimpiade, saya bakal dapat medali emas,” ujar Castro suatu ketika.

Namun sebagian besar dari ide-ide itu tidak pernah dilaksanakan, kata mantan pengawalnya Fabian Escalante.

Dokumen yang dirilis saat pemerintahan Presiden Bill Clinton menunjukkan bahwa CIA pernah sampai meneliti kerang-kerang di Karibia.

(Baca juga: Diberi Nama Abu Ivanka Gara-gara si Ayah Mengagumi Donald Trump, Bayi Ini Populer di Media Sosial)

Rencananya adalah memasukan bahan peledak ke dalam kerang laut yang spektakuler, yang akan meledak saat Castro, seorang penyelam handal, mengangkatnya.

Gagasan lain yang terkait dengan penyelaman ini adalah membuat pakaian selam yang terinfeksi jamur yang nantinya akan membuat tubuh melemah.

Namun, kedua rencana ini dibatalkan.

Beberapa dasawarsa sebelumnya, tahun 1975, Komisi Gereja Senat AS mengungkapkan rincian dari sedikitnya delapan upaya pembunuhan dengan menggunakan perangkat yang pada masanya dipandang “membangkitkan imajinasi”.

Upaya percobaan pembunuhan lainnya yaitu mengirimkan pil beracun ke Kuba dan mengirimkan tim untuk menuntaskan langkah kotor itu.

Pada saat yang hampir bersamaan dengan pembunuhan Presiden Kennedy—yang memerintahkan invasi Teluk untuk menggulingkan Castro pada tahun 1961 namun gagal—seorang agen CIA rupanya menyerahkan sebatang pena beracun yang dilengkapi dengan jarum yang sangat halus kepada seorang agen Kuba.

Namun, sang agen kecewa dan meminta sesuatu yang, menurut laporan itu, lebih canggih.

Salah satu mantan kekasih Castro, Marita Lorenz, juga direkrut dalam rencana pembunuhan ini.

Ia diperintahkan untuk memberi pil racun untuk dimasukkan ke dalam minuman Castro.

Tapi Castro mengetahui rencana pembunuhan itu dan malah kemudian memberikan pistolnya kepada Lorenz yang dipersilakan untuk membunuhnya.

(Baca juga: Petugas Kebersihan di China Mendapat Julukan Spider-Man, Kok Bisa?)

“Kamu tidak bisa membunuh saya. Tidak ada yang bisa membunuh saya,” kata Castro kepada Lorenz seperti dituturkan kepada harian New York Daily News.

“Dan ia tersenyum dan mematikan cerutu. Saya pun luluh. Ia begitu yakin terhadap saya. Ia langsung menggenggam saya dan kami pun bercinta.”

Upaya terbaru untuk membunuh Castro terjadi pada tahun 2000, saat sebuah rencana untuk menyimpan bahan peledak dalam jumlah besar di bawah podium tempat ia berpidato di Panama.

Rencana itu digagalkan oleh tim keamanan Castro.

Empat orang, termasuk veteran pelarian politik Kuba dan agen CIA Luis Posada, dipenjara karenanya namun kemudian diampuni.

Ada juga upaya yang diarahkan kepada tokoh juga dikenal sebagai “Si Brewok” ini yang bukan bertujuan membunuhnya, melainkan mempermalukannya.

Salah satunya adalah dengan menaburkan garam thallium ke dalam sepatu Castro saat melakukan perjalanannya ke luar negeri dengan harapan jenggotnya yang terkenal itu akan rontok.

Tapi upaya itu pun digagalkan karena Castro membatalkan muhibahnya.

(Baca juga: [Video] Masih Ingat Pria yang Jalan Kaki Madiun-Jakarta untuk Bertemu Anies-Sandiaga? Akhirnya Ia Sampai Juga di Jakarta)

Percobaan lainnya adalah penyemprotan aerosol yang mengandung jenis narkotika LSD, saat ia hendak berpidato dalam sebuah siaran televisi, yang dimaksudkan supaya ia histeris saat siaran.

Castro mengambil berbagai tindakan pencegahan untuk menghindari calon-calon pembunuh.

Tapi pada tahun 1979 saat ia terbang ke New York untuk berpidato di depan sidang PBB, ia tak kuasa untuk tidak membusungkan dada.

Ketika ditanya oleh para wartawan di pesawat apakah ia mengenakan rompi anti-peluru ,ia membuka kemejanya dan memperliha tkan dadanya. “Saya mengenakan rompi moral,” katanya.

(Tulisan ini pernah tayang di Tribunnews.com berjudul: Fidel Castro Pernah 638 Kali Ingin Dibunuh dan Semuanya Gagal, Apa Komentar Pemimpin Kuba Itu?)