Find Us On Social Media :

Susi Susanti Membuat Wangi Indonesia Melalui Bulutangkis, Ada yang Masih Ingat Momen Itu?

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 6 Mei 2017 | 21:00 WIB

Susi Susanti membuat wangi Indonesia melalui bulutangkis

Susi sadar betul arti “no pain no gain”. Karena itu, segala beban harus berani dipikul.

Walau terkadang sangat melelahkan dan bahkan nyaris melahirkan rasa frustrasi, namun dengan tekad dan keyakinan, segala tantangan berha-sil dilalui.

Alhasil, puncak prestasi seorang atlet menjadi imbalan yang sangat pantas hingga kemudian mundur teratur dari arena pertandingan.

Dapat dibayangkan bagaimana Susi, anak manja yang sangat dekat dengan maminya, Purwo  Banowati, harus berpisah.

Ketika itu, Susi masih duduk di bangku SMP, usia 14 tahun, terpaksa meninggalkan kota kelahirannya untuk tinggal dan berlatih di klub Jaya Raya, Jakarta.

Anak pendiam dan lebih suka ngendon di rumah menemani mami membuat kue dagangan itu harus mengakhiri semuanya.

Ada obsesi dan pengharapan yang terus menggelitik dalam diri Susi untuk menjadi atlet sejati.

Sikap manja ditinggalkan dan memulai hidup sendirian di rantau. Rasa rindu dan kesepian ditepis dengan kompensasi latihan lebih banyak melebihi rekan-rekannya di klub.

Baca juga: Ternyata Cara Memegang Setir Mobil Bisa Ungkap Kepribadian, yang Manakah Anda?

Dari postur tubuh, sesungguhnya Susi tidak kelihatan atletis. Tinggi hanya 161 cm dan tampak kurus seperti tak bertenaga.

Sadar akan kekurangannya, Susi menutupi dengan menguatkan ketahanan endurance dan pola permainan mengandalkan stroke ketimbang smash yang lebih menyerang.

Setiap kali para pemain kelas dunia bertanding menghadapi Susi, mereka sudah merasa jeri duluan. Tampil tenang, tidak emosional dan ingin cepat-cepat mengakhiri pertandingan, menjadi modal utama.