Find Us On Social Media :

Hampir Mirip di Venezuela Sekarang, Rupiah Kita dari Dulu pun Bikin Resah

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 24 Agustus 2018 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com – Tidak hanya Venezuela yang mengalami inflasi, ternyata nilai uang kita pun turun dari waktu ke waktu.

Pecahan sen diganti rupiahan tunggal, lantas puluhan, kini ratusan pun hanya sesekali digunakan.

Transaksi lebih banyak memakai ribuan, jutaan, bahkan miliar rupiah. Di satu sisi ini mencerminkan kemakmuran, namun di sisi lain juga menunjukkan kebijakan ekonomi yang tak pernah tuntas.

Telah sembilan kali kejutan keuangan kita alami sejak kemerdekaan, namun nilai tukarnya terhadap mata uang asing tak pernah membaik. Bahkan dihitung dari tahun 1950-an, depresiasi rupiah terhadap dolar AS mencapai sepersejuta alias 100 juta persen!

Tulisan berikut ini disarikan dari Majalah Intisari edisi Mei 1983, Rupiah Kita dari Maret 1946 – Maret 1983, dan edisi Januari 1999, Sejak Dulu Rupiah Sudah Bikin Resah.

Baca juga: (Foto) Alami Hiperinflasi, Anda Harus Bawa Sekoper Uang Hanya untuk Beli Popok di Venezuela

Berikut ini kronologi sejarah moneter Indonesia, yang membuat kepanikan sebagian masyarakat waktu itu.

Satu rupiah menjadi tiga sen, 6 Maret 1946

Sir Montague Stopford, Panglima AFNEI (Allied Forces in Netherland India) menyatakan berlakunya uang NICA sebagai alat pembayaran yang sah, pengganti uang Jepang. Satu rupiah Jepang sama dengan tiga sen uang NICA. Uang NICA berlaku di daerah yang diduduki Sekutu.

Seratus rupiah Jepang = satu rupiah ORI, 23 Oktober 1946

Baca juga: Inflasi Venezuela Capai 4.115%, Negara Kaya Minyak Itu Berada di Tepi ‘Spiral Kematian’

Keputusan dikeluarkan tanggal 1 Oktober 1946, tapi uang ORI mulai beredar tanggal 23 Oktober 1946. Kurs penukaran dengan uang Jepang untuk Pulau Jawa dan Madura 1:50, sedangkan untuk daerah lain 1:100.

Artinya, 1 rupiah ORI = 100 rupiah Jepang. Tujuannya, untuk menarik kembali uang Jepang yang mengalami inflasi hebat,  yang makin menyulitkan kedudukan Republik. Sebab uang dari daerah pendudukan mengalir ke pedalaman yang Republik.