Find Us On Social Media :

AS Berlakukan Tarif Impor, Ini 5 Negara yang Paling Berdampak, Indonesia Masuk?

By Intisari Online, Selasa, 21 Agustus 2018 | 10:15 WIB

India merupakan negara importir besar, mulai dari minyak mentah, produk elektronik, hingga emas, yang membuat negara tersebut menghabiskan 600 miliar dollar AS tahun ini.

Adapun hingga bulan Juli, defisit perdagangan mereka telah melebar menjadi 18 miliar dollar AS, angka tertinggi sejak lima tahun belakangan.

Dengan ancaman tarif serta berbagai kebijakan proteksionis lain yang dilakukan oleh pemerintah Trump, terutama untuk baja dan alumunium, inflasi di India dapat melebar mendekati 5 persen dari 4,2 persen saat laporan terakhir bulan lalu.

Adapun utang luar negeri negara itu naik menjadi 530 miliar dollar AS pada akhir Maret sebesar 42 persen merupakan utang yang jatuh tempo pada Maret tahun depan, dan sudah hampir pasti akan memiliki tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

Tidak heran rupee telah jatuh tahun ini ke rekor terendah, sebesar 9 persen, meskipun masih lebih kecil jika dibandingkan dengan negara berkembang lain.

Baca juga: Akhir Tahun Ini, 10 Unit Jet Tempur Su-35 Beserta Amunisinya Dipastikan Tiba di China

3. Argentina

Negara ini memiliki tingkat kerentanan yang serupa dengan Turki dalam bentuk defisit kembar.

Artinya, mereka tak hanya defisit neraca pembayaran dari segi pengeluaran publik saja, tetapi juga perlu mebayar kembali pinjaman mereka dari bank-bank AS.

Setelah sempat tenang dalam sebulan terakhir, kajatuhan lira Turki pun turut mendorong peso Argentina kembali anjlok.

Hal ini memicu tanggapan cepat dari bank sentral mereka untuk meningkatkan suku bunga sebesar 5 persen menjadi 45 persen.

Argentina pun saat ini juga sedang dihadapkan pada skandal kasus korupsi besar. Mereka juga telah meminta dana talangan kepada IMF.