Find Us On Social Media :

Kisah Jatuhnya Air Mata Fatmawati di Atas Bendera Pusaka yang Sedang Dijahitnya

By Intisari-online, Jumat, 17 Agustus 2018 | 17:40 WIB

Situasi itu disebabkan oleh kelangkaan tekstil. Pada akhirnya Shimizu menginstruksikan seorang perwira Jepang mencari kain merah dan putih untuk diberikan ke Fatmawati.

Sang perwira yang ditugaskan, berhasil membawa dua kain merah dan putih dari bahan katun yang halus.

Dua kain itu diperoleh dari sebuah gedung di Jalan Pintu Air, Jakarta Pusat dan diantarkan oleh Chaerul ke Pegangsaan.

Tetesan air mata Fatmawati merupakan ungkapan keharuannya atas perjuangan panjang rakyat Indonesia dan para pemimpinnya meraih kemerdekaan secara mandiri hingga tahap akhir.

Perjuangannya menjahit dua kain katun halus itu menunjukkan sumbangsih seorang perempuan Indonesia yang ikut memperjuangkan nasib bangsanya.

Fatmawati telah mengisi kepingan besar perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Bendera yang telah dijahit dengan susah payah dan tetesan air mata itu kini menjadi Bendera Pusaka sekaligus simbol nasionalisme yang selalu dibentangkan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini dan ke depannya. (Dylan Aprialdo Rachman)

Baca juga: Tan Malaka, Sosok Sunyi di Balik Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Air Mata Fatmawati yang Jatuh Berkali-kali di Atas Sang Saka Merah Putih".