Find Us On Social Media :

Dalam Balutan Sutra dan Lantunan Seruling, Pendekar Legendaris Ini Simpan Pedang 'Haus Darah'

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 17 Agustus 2018 | 17:15 WIB

Sebelum meraih pedang di tangannya, dia akan berdoa kepada para dewa untuk memberinya kekuatan untuk membalas dendam pada klan Heike dan mendapatkan kedamaian bagi roh ayahnya.

Baca Juga: Sudah Diciduk, Inilah 7 Fakta yang Terungkap dari Sekte Kerajaan Ubur-Ubur

Takdir dan Nama Baru

Pihak kuil akhirnya mengetahui latihan diam-diam yang dilakukan Ushikawa dan memilih untuk mengirimnya ke kuil lain di dekatnya.

Di sana, Ushiwaka beruntung bertemu seorang pedagang yang mendukung klan Genji.

Dengan bantuannya, pemuda itu melarikan diri dari kuil dan mulai tinggal di provinsi Oshu.

Baca Juga: Hiroo Onoda, Tentara Jepang yang 29 Tahun Bergerilya di Hutan Seorang Diri karena Menolak Menyerah pada Sekutu

Fujiwara Hidehira yang juga mendukung gen Genji adalah gubernur di sana dan itu saat bagi Ushikawa mengubah namanya menjadi Yoshitsune.

Jendral berjanji pada Yoshitsune bahwa dia akan menawarkan bantuan ketika dia harus bertarung.

Namun karena tidak sabar, Yoshitsune pergi ke Kyoto tanpa seizin jenderal.

Dia melakukan banyak petualangan dengan mengenakan sutra halus dan memainkan seruling tanpa ada yang mengetahui akan pedang yang disimpannya.

Baca Juga: ‘Kok Tega Sekali Dia Bunuh Anak Saya? Kenapa Tidak Manusiawi Sekali, Kasihan Anakku..’

Yoshitsune mulai melakukan kampanye untuk mendapat banyak bantuan di pihaknya, termasuk bantuan para daimyo.

Dengan itu mereka bersama-sama menyerang klan Heike pada pertempuran Dan-no-ura dan dapat menghancurkan musuh.

Klan Genji pun memperluas kekuatannya, namun menurut legenda Yoshitsune kemudian dibuang dan dibunuh oleh salah satu sekutunya tersebut.

Baca Juga: Jepang Aktifkan Kembali Pasukan Elit di Perang Dunia II, Bersiap Melawan China?