Dianggap Ancam Keamanan Ekonomi Turki, 346 Akun Media Sosial Akan Diselidiki

Ade Sulaeman

Penulis

Namun, dari perbedaan pendapat di Media Sosial, banyak yang mengarah pada postingan negatif dan provokatif.

Intisari-Onine.com -Berbagai masalah kredit dan perbankan membuat Turki mengalami krisis ekonomi yang panjang.

Hal tersebutmembuat pemerintah mengambil beberapa kebijakanuntuk mencoba menangani masalah tersebut.

Kebijakan tersebut di antaranya mempertukarkan aset dengan lira dan memboikot produk elektronik Apple AS.

Erdogan yang meminta bangsanya untuk memperdagangkan dolar, euro dan emas mereka untuk ditukar lira sebagai bagian dari 'perjuangan nasional'.

Baca Juga:Bak Kepingan Surga, Seperti Inilah Keindahan Mikronesia yang Dipimpin Presiden Keturunan Indonesia

Baca Juga:Naik Pesawat dengan Tiket Seharga Rp46,5 Juta, Seorang Pria Malah Disuguhi Makanan Seperti Ini

Sementara dalam pidatonya pada hari Selasa (14/8), Erdogan mengumumkan boikot produk elektronik AS, termasuk iPhone Apple sebagai upaya untuk meningkatkan produksi dan ekspor produk elektronik Turki.

Seperti masalah besar lainnya, masalah krisis ekonomi pun tentunya turut menjadi perhatian dalam banyak kalangan.

Banyak orang yang mengeluarkan pendapat dan pandangannya, apalagi di media sosial.

Namun, dari perbedaan pendapat itu, banyak yang mengarah pada postingan negatifdan provokatif.

Baca Juga:5 Prediksi di Tahun 2100, Nigeria Akan Geser AS Jadi Negara Terpadat ke-3 di Dunia

Dalam upaya untuk menahan perbedaan pendapat di tengah krisis mata uangnya, Kementerian Dalam Negeri Turki akan melakukan penyelidikan pada 346 akun media sosial yang memposting negatif tentang lira.

Kantor kejaksaan Istanbul mengatakan pada Senin (13/8/2018) bahwa penyelidikan tersebut menargetkan individu yang mengancam 'keamanan ekonomi' Turki dengan memposting komentar tentang pelemahan lira secara provokatif.

Lira telah kehilangan 30 persen nilainya dalam tiga hari dan jatuh lebih dari 40 persen erhadap dolar sejak awal tahun ini.

Hal tersebut membuat kekhawatiran investor atas independensi bank sentral dan pertikaian diplomatik yang memburuk dengan AS.

Tindakan keras yang dilakukan terhadap media sosial ditopang oleh Presiden Erdogan bahwa AS dan negara lain meluncurkan 'perang ekonomi' terhadap Turki.

Kantor kejaksaan berjanji untuk mengambil tindakan terhadap semua berita, media dan komentar media sosial yang dianggap merongrong aset Turki.

Baca Juga:Temui Yan Xishan, 'Panglima Perang' yang Memproduksi Pabrikan Senjata China

Artikel Terkait