Find Us On Social Media :

Trauma Nuklir dan Adanya Dua Dosa Besar Ini Bikin AS 'Ngebet' Gempur Korea Utara

By Agustinus Winardi, Kamis, 13 April 2017 | 19:20 WIB

Ledakn bom nuklir sangat mematikan dan menghancurkan

Intisari-Online.com - Perang sesungguhnya pemicu pesatnya perkembangan teknologi.

Peperangan yang selalu memakan korban jiwa dalam jumlah besar tidak melulu berakibat negatif. Banyak efek positifnya juga.

(Baca juga: Korea Utara vs Korea Selatan: Dari Dulu Perang Korea 'Hanya' Jadi Ajang Rebutan Negara Adikuasa)

Misalnya makin meningkatkan nasionalisme suatu bangsa dan peningkatan teknologi militer yang bisa diterapkan untuk kebutuhan non perang.

Suatu negara kadang membutuhkan peperangan atau konfrontasi dengan negara lain untuk meyatukan dan menumbuhkan nasionalisme bangsanya.

Contohnya adalah ketika RI berkonfrontasi dengan Malaysia (1962-1966), Argentina sengaja mengambil pulau Falkland dari Inggris (1982), Irak yang sengaja menginvasi Kuwait (1990), dan lainnya.

(Baca juga: Semenanjung Korea Memanas: Inilah Perbandingan Kekuatan Militer AS, China, Korsel dan Korut)

Akibat dari konfrontasi yang disengaja itu memang timbul peperangan yang mengakibatkan korban jiwa dan harta. Tapi bangsa dan negara menjadi makin bersatu setelah dipicu oleh adanya ‘’musuh bersama’’.

Dari sisi teknologi  tempur apalagi persenjataan yang digunakan untuk tujuan memenangkan perang juga mengalami kemajuan sangat pesat.

Militer Nazi Jerman dalam PD II (1942-1945) bisa dikatakan sebagai penemu mesin jet tempur dan rudal jelajah.

Jet tempur yang pertama kali digunakan  dalam peperangan adalah Me-262 dan rudal jelajah V-2 produki Nazi Jerman.

(Baca juga: Dari Pengamatan Satelit Mata-Mata, Korut Terbukti Punya Bom Nuklir, AS pun Ketar-ketir)