Find Us On Social Media :

Menyedihkan! Kerusakan Sudah Parah, Great Barrier Reef Masuk Tahap Terminal

By Gloria Samantha, Jumat, 14 April 2017 | 07:00 WIB

Karang Great Barrier Reef mengalami pemutihan. Gambar ini diambil pada Maret 2017.

Intisari-Online.com - Berdasarkan survei aerial terkini di atas Great Barrier Reef, terungkap hasil mengejutkan bahwa dalam kurun tua tahun terakhir, dua pertiga terumbu karang Great Barrier Reef di Australia sudah rusak parah. Kompleks terumbu karang terbesar dunia itu kini berada pada tahapan terminal, dan akan amat susah untuk memulihkannya kembali.

(Baca juga: Tak Hanya Perubahan Iklim, Pemanasan Global Juga Sebabkan Pasokan Oksigen di Lautan Berkurang)

Sekelompok peneliti dari James Cook University Australia telah merekam gambar dan melakukan studi di atas wilayah ini secara keseluruhan selama tahun 2016 dan 2017. Mereka dapati, pada luasan area sekitar 1500 kilometer terjadi pemutihan terumbu karang massal—sehingga hanya menyisakan sepertiga area di selatan yang tidak rusak. Pemutihan karang beberapa kali berturut-turut sebagai dampak perubahan suhu dramatis di laut.

Tercatat dua kali peristiwa pemutihan massal telah terjadi pada periode 2016-2017 tersebut, dalam rentang waktu 12 bulan saja. Sementara biasanya pemutihan yang parah terjadi dalam waktu lebih dari setahun.

Apa yang memicu karang mengalami pemutihan begitu ekspres? Karang berubah menjadi putih ini dikarenakan hilangnya ganggang yang bermukim di wilayah jaringan karang, terutama akibat suhu air mencapai level terlalu tinggi—ditambah kombinasi sejumlah faktor lain di antaranya bencana siklon tropis serta kualitas air yang buruk.

(Baca juga: China Merancang Taman Vertikal Raksasa untuk Memerangi Pemanasan Global)

Walaupun Profesor Terry Hughes yang mengepalai ARC Centre of Excellence for Coral Reef Studies di James Cook University, dengan tegas tetap menyatakan pemanasan global sebagai sumber masalah utama yang mengancam kelangsungan Great Barrier Reef.

“Dengan suhu yang terus naik, karang akan terus mengalami masalah-masalah ini. Pemanasan 1 derajat Celcius sudah menyebabkan empat kali peristiwa dalam 19 tahun belakangan ini. Pada akhirnya, kita harus mengurangi emisi karbon, kesempatan untuk melakukannya sejauh ini makin tertutup dengan cepat,” ujar Prof. Hughes.

Seorang ilmuwan senior dan kolega Hughes yang juga terlibat dalam studi, Dr. James Kerry, mengatakan, karang yang mengalami pemutihan belum menjadi karang mati. Namun di titik-titik terparah mereka sudah perlu mengantisipasi terumbu karang pasti akan menghilang.

“Bahkan untuk terumbu karang yang paling cepat tumbuh, dibutuhkan paling tidak satu dekade untuk pemulihan total,” ujarnya, “Maka itu, pemutihan massal terjadi hanya berjarak waktu 12 bulan berdampak pada hilangnya harapan mengembalikan karang yang rusak selama 2016.”

Great Barrier Reef yang menjadi salah satu keajaiban dunia alami terdiri atas kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Karang ini berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia.