Find Us On Social Media :

Selama Berkuasa, Pak Harto Punya 2.000 Pusaka dan 200 Paranormal untuk Membentengi Kekuasaannya

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 7 April 2017 | 07:45 WIB

Pak Harto saki kali ya?

Intisari-Online.com - Meninggalnya Sang Istri pada 28 April 1996, konon, meredupkan aura kekuasaan Pak Harto alias Soeharto. Bahkan, saat tampil di muka umum, ia tampak renta, tanpa cahaya.

Sesekali, matanya terkadang menerawang. Ketiadaan pendamping, tempatnya berbagi, meronggakan kekosongan dalam hidupnya. Kalangan spiritualis memprediksi, wahyu keprabon telah pergi darinya.

(Baca juga: Penjual Ayam Taliwang tentang Soeharto: “Pak Harto Sakti Kali Ya?”)

Sebab, sehari sebelum Ibu Tien wafat, konon, masyarakat Surakarta melihat seberkas cahaya hijau berbentuk ular naga melesat terbang dari Keraton Mangkunegaran.

Tak masuk akal memang, menghubungkan hal itu dengan karier seorang presiden. Namun, langkah politik Soeharto, setelah kepergian istrinya, sungguh di luar kendali.

Cara melibas lawan politiknya terkesan vulgar dan transparan. Padahal, sebelumnya, Soeharto dikenal pandai mengendalikan diri. Senyumnya menyembunyikan isi hatinya.

Sebagai lelaki Jawa kebanyakan, ia berusaha menyerap budaya leluhurnya, menjadikannya pegangan dan pedoman hidup.

Puasa Senin-Kamis, ia lakoni sedari muda. Kaweruh jiwo dari Ki Ageng Suryomentaram acap ia jadikan jargon, bahkan ia mengidolakan tokoh wayang yang mewakili rakyat jelata namun disegani para ksatria dan dewa, yakni Semar.

Lihat caranya menamakan surat sakti Supersemar. Begitu pun senyum mesemnya, yang mengingatkan pada pusaka Semar Mesem.

Bicara soal pusaka, seperti juga seluruh raja Jawa, yang memanfaatkan aura pusaka untuk melindungi kekuasaannya secara gaib,

Soeharto pun begitu. Adolf Hitlersekalipun, juga menyimpan Tombak Suci milik prajurit Romawi yang ditusukkan ke tubuh Yesus dan Mangkuk Suci yang digunakan Yesus meminum anggur pada Perjamuan Terakhir, keduanya diyakini memiliki kekuatan gaib untuk mengawal ambisinya menguasai dunia.

Konon sekitar 2.000 pusaka dimiliki Soeharto, di antaranya keris Keluk Kemukus yang membuat pemiliknya bisa menghilang (Majalah Misteri, 1998). Malah, ia memboyong pula topeng Gajah Mada dari Bali, gong keramat dan sejumlah keris pusaka Keraton Surakarta yang terpaksa dikembalikan karena Surakarta dilanda banjir bandang. (Arwan Tuti Artha, Dunia Spiritual Soeharto).