Find Us On Social Media :

Inilah 9 Alasan Mengapa Tahun Pertama Menjadi Ibu Adalah Masa yang Berat

By Tika Anggreni Purba, Rabu, 5 April 2017 | 18:40 WIB

Depresi Pascamelahirkan Berbahaya Bagi Ibu dan Anak

Intisari-online.com—Pertama kali menjadi ibu merupakan hal yang sangat dinanti oleh sebagian besar perempuan. Tetapi tentu saja, masa-masa mengharukan itu juga diiringi dengan berbagai pengalaman baru yang kadang terasa berat pula. Hal itu biasanya terjadi di tahun pertama menjadi seorang ibu.

Inilah 9 alasan mengapa tahun pertama menjadi ibu adalah masa yang berat seperti yang dilansir di Huffingtonpost.com. Walau berat, kekuatan cinta kasih sayang ibu memampukannya untuk melewati semua.

1. Kelelahan karena jarang tidur

Rasanya ibu tidak lagi mengenal perbedaan siang dan malam, karena terbiasa siaga untuk si buah hati. Kurang tidur merupakan hal biasa yang dialami ibu di tahun pertama.

Kurang tidur tentu memicu persoalan lain, misalnya kelelahan dan emosi tak menentu. Kadang-kadang juga menjadi kurang fokus dan tidak konsentrasi.

(Perjuangan Ibu Penderita Kanker Melahirkan Kedua Anak Kembarnya Ini Sungguh Mengharukan)

2. Sering kebasahan

Pengaruh hormon kadang membuat ASI keluar tanpa diduga, sehingga pakaian ibu basah. Berkeringat saat mengurus bayi, pakaian ibu basah. Belum lagi saat si bayi pipis, menangis, muntah, dll, sudah pasti ibu harus berganti pakaian lebih sering dari biasanya.

3. Sangat peka terhadap suara

Saking siaganya, kadang-kadang orangtua baru bahkan terbangun di tengah malam walau bayi masih tidur dan tidak menangis. Seolah tangisan bayi itu terdengar setiap waktu. Hal ini dikarenakan adanya kepekaan yang lebih pada ibu atau ayah terhadap suara bayi. Takut kalau anaknya merasa tidak nyaman atau terganggu.

4. Hubungan yang berubah dengan pasangan

Memiliki anak berarti merelakan waktu romantis berdua dengan pasangan. Kadang-kadang kelelahan mengurus bayi dan kurangnya kerjasama bisa mengubah hubungan dengan pasangan.

Hal ini bisa diatasi jika masing-masing pasangan mengerti bahwa mengurus anak adalah tanggung jawab berdua yang harus dilakukan dengan saling menopang dan menguatkan satu dengan lainnya.

5. Rutinitas yang berubah

Bukan saja soal mengganti popok, setiap fase pertumbuhan dan perkembangan bayi memerlukan kebutuhan yang berbeda. Perubahan kebutuhan itu juga mempengaruhi rutinitas ibu.

Misalnya anak mulai tumbuh gigi atau kondisi-kondisi lain pada bayi yang akan selalu membuat ibu sibuk.

6. Mendengar nasihat-nasihat yang tidak membantu

Kebanyakan ibu baru memang membutuhkan banyak saran untuk mengurus bayi. Namun kadang-kadang banyak orang yang memberi nasihat yang sebetulnya tidak berguna sama sekali. Hal ini kadang membuat ibu semakin jengkel, apalagi orang lain seolah mengenal bayinya lebih dari dirinya sendiri.

Klik "2" untuk melanjutkan membaca...

(Ibu Stres Sebaiknya Tidak Menidurkan Bayinya!)