Find Us On Social Media :

Kala Jepang Iming-imingi Kebebasan Kepada Rakyat Indonesia Lewat Nujuman Jayabaya tentang Ratu Adil

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 10 Agustus 2018 | 12:45 WIB

Rakjat jelata, massa bergerak dalam kemabokan kebebasan; bebas dari ketakutan dan keangkeran kekuasaan Belanda. Lima hari lamanya gelora kemabokan dan gelora sama-rasa sama-rata bergolak.

Dalam kekalutan itu beberapa orang manusia yang bernyali  besar dan berjiwa besar dapat mengendalikan massa, yaitu di Kudus dan di Juana.

Baca juga: Hiroo Onoda, Tentara Jepang yang Sampai Ajal Menjemput pun Tak Sudi Menyerah kepada Tentara Sekutu

R. Soebarkah wedana-kota Kudus dengan tabah dan tenang menyusun kembali anggota-anggota kepolisian lama dan dengan tegas dan pasti diadakan patroli-patroli dimanapun jua.

R. Soebarkah dengan beberapa gelintir orang dapat menenteramkan rakyat diseluruh kabupaten Kudus, sehingga terhindarlah rakyat dari kehancuran. Maka terbuktilah bahwa manusia Indonesia dapa mengatur bangsa dan negara sendiri.

Dengan tabah R. Soebarkah menyusun kembali tata tertib serta ketenteraman tanpa merusak api-revolusi yang mulai menyala itu. Berkat ketangkasan, keberanian, dan keyakinan atas Indonesia Merdeka yang pasti datang, rakjat dapat dipertahankan kepada batu loncatan perjuangan kemerdekaan: siap untuk mewudjudkan cita-cita samarasa-samarata dengan cara-cara revolusioner tetapi dengan disiplin yang teguh.

Jasa R Soebarkah sebagai penyelamat, pembina dan pembela jiwa-revolusi rakyat di kabupaten Kudus antara 1942 — 1946 sudah dilupakan orang. Jiwa besar almarhum hanya tampak sebagai salah seorang pendidik besar dalam Angkatan Kepolisian.

Baca juga: Mengunjungi Sungai Kaki Naue yang Dulu Pernah Jadi Tempat Mandi Tentara Jepang

Tetapi jelaslah bahwa karena dasar-dasar kepimpinan yang diciptakan oleh R. Soebarkah, rakyat kabupaten Kudus dengan tegas ikut-serta dalam gelora-revolusi sejak 1942.

Kabupaten Pati diselamatkan dari malapetaka kehancuran oleh R. Soenarjo seorang guru H.I.S. di Juana. Sendirian, tanpa kawan, tanpa pasukan tanpa apa-apa. R. Soenarjo dapat menguasai massa rakyat yang berjumlah puluhan ribu manusia.

Massa yang menuju ke Juana dan Pati dicegat di jembatan Kali Juana dan dengan kewibawaannya massa itu dibubarkan. Berulang-ulang R. Soenarjo berhasil mencerai-beraikan gelombang manusia yang bergerak kearah samarasa-samarata secara khas itu.

Kewibawaan kekuatan batin dan keberanian luar biasa dari satu orang manusia itu dapat mencegah malapetaka. Kota-kota Pati, Juana, Rembang terhindar dari kehancuran karena puluhan ribu rakjat yang sudah mengelompok menjadi massa yang padat dapat diperintah mundur dam bubar oleh R. Soenarjo.